Wagub Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri Ground Breaking Gedung Pelayanan Ibu dan Anak Program Strengthening of National Referral Hospitals dan Vertical Technical Units di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar, Kamis (17/11). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Derajat kesehatan masyarakat diukur dengan menggunakan indikator Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan status gizi masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, maka perlu dilakukan berbagai upaya dalam pelayanan kesehatan. Khususnya pada pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan maupun pembangunan fasilitas kesehatan.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri Ground Breaking Gedung Pelayanan Ibu dan Anak Program Strengthening of National Referral Hospitals dan Vertical Technical Units di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar, Kamis (17/11).

Wagub Cok Ace, berharap pembangunan gedung ini nantinya menjadi pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bali, sekaligus mampu berkorelasi dengan kualitas SDM yang baik dan mumpuni. Sehingga mampu terwujud generasi unggul di masa mendatang. Indonesia saat ini memiliki 6 gedung Pelayanan Ibu dan Anak di 6 rumah sakit vertikal yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Salah satunya yang berlokasi di Bali yaitu RSUP Prof IGNG Ngoerah.

Pemerintah Bali yang mendukung dan menjunjung visi pembangunan Provinsi Bali, yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru akan terus berupaya mewujudkan pengembangan wisata kesehatan khususnya Medical Tourism sehingga antara hotel yang sudah terkenal di mancanegara akan dapat diimbangi dengan fasilitas kesehatan yang juga berstandar internasional.

Baca juga:  Belasan Warga Yeh Sumbul Datangi Kantor DPRD

Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Pemerintah sedang melakukan berbagai upaya percepatan pencapaian target kesehatan melalui program transformasi kesehatan. Transformasi kesehatan terdiri dari 6 pilar. Diantaranya, transformasi pelayanan primer, transformasi pelayanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Pada pilar transformasi layanan rujukan, peningkatan akses dan kualitas layanan rumah sakit dilakukan melalui pengembangan jaringan rumah sakit rujukan, transformasi layanan rumah sakit vertikal, kerjasama dengan institusi global, dan implementasi Academic Health System. Rumah sakit jaringan rujukan dikembangkan untuk melayani 9 jenis penyakit prioritas dengan angka kesakitan dan kematian tertinggi secara nasional, antara lain penyakit jantung, kanker, diabetes melitus, penyakit ginjal, penyakit hati, stroke, TBC, penyakit menular, serta kesehatan ibu dan anak.

Sementara itu, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa proyek ini merupakan salah satu dari sekian banyak proyek dan program yang telah dikembangkan Indonesia dan Islamic Development Bank (IsDB) selama periode kemitraan dan kerja sama yang telah berlangsung lama. Sebagai salah satu pendiri IsDB, Indonesia mendapat manfaat dari dukungan IsDB terhadap pembangunan ekonomi di negara ini, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan serta investasi infrastruktur.

Baca juga:  Jembrana Konfirmasi Pasien Positif COVID-19

Peletakan batu pertama gedung layanan ibu dan anak di 6 rumah sakit vertikal ini menunjukkan tonggak penting lainnya dari kolaborasi erat ini yang mencerminkan komitmen sebagaimana disepakati dalam Strategi Kemitraan Negara Multiyear IsDB yang diperbarui.

Ketua Islamic Development Bank (IsDB), Muhammad Al Jasser, menyampaikan bahwa IsDB merasa terhormat menjadi mitra kuat Indonesia dalam pelaksanaan agenda transformasi kesehatan ini. “Sebuah negara dengan hampir 280 juta penduduk, hampir 85% di bawah skema asuransi kesehatan masyarakat, ini adalah salah satu sistem kesehatan Pemerintah terbesar di seluruh Dunia. Dan hari ini menandai tanggal bersejarah yang menunjukkan dukungan abadi kami. Ini akan berlanjut dengan Proyek Rumah Sakit Onkologi yang akan datang. Dan Islamic Development Bank percaya ini hanyalah awal dari era baru di mana Indonesia bergandengan tangan dengan ISDB untuk menghadirkan solusi berkelanjutan bagi kebutuhan paling mendesak dari rakyat Indonesia,” ujar Muhammad Al Jasser.

Baca juga:  Meski Sudah Divaksin Covid-19, Masyarakat Jangan Abaikan Prokes

Selain pembangunan gedung dan penyediaan peralatan, ruang lingkup proyek ini juga mencakup upaya peningkatan kualitas pelayanan melalui peningkatan kompetensi SDM rumah sakit, peningkatan kapasitas tanggap darurat rumah sakit, peningkatan teknologi informasi rumah sakit, dan kerjasama penelitian klinis.

Gedung Pelayanan Ibu dan Anak ini dibangun dengan total pembiayaan proyek mencapai Rp 4,2 triliun atau USD 293 juta, dengan pendanaan dukungan Islamic Development Bank Group (IsDB) sebesar 89,3% dan pendanaan pemerintah Republik Indonesia sebesar 10,7%.

Melalui proyek ini, diharapkan Rumah Sakit Pelayanan Terpadu Vertikal penerima dana ISDB dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, membantu mendukung jaringan rujukan ibu dan anak, serta berkontribusi dalam peningkatan status kesehatan ibu dan anak, mengurangi kematian akibat kanker anak, dan meningkatkan kesehatan pernapasan.

Proyek ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 untuk menurunkan rasio kematian ibu (AKI) menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran; mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita; mengurangi angka kematian neonatal menjadi setidaknya kurang dari 12 per 1000 kelahiran; serta menurunkan angka kematian balita hingga serendah 25 per 1000 kelahiran. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN