I Ketut Ardhana. (BP/Istimewa)

Oleh I Ketut Ardhana

Sebuah kesempatan yang sangat penting bagi Bali ketika diberikan kepercayaan oleh dunia internasional untuk menyelenggarakan pertemuan berkelas dunia dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”. Artinya, dibutuhkan semangat penyelesaian permasalahan internasional secara bersama-sama dengan demikian kita akan menjadi kuat.

Tentu pertanyaannya muncul berkaitan dengan apa dampaknya bagi Bali di tengah-tengah pertemuan yang membahas berbagai persoalan dunia. Kita sebagai orang Bali pada khususnya dan warga masyarakat Indonesia pada umumnya tidak hanya diam sebagai penonton saja yang tidak memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita berkaitan dengan penyelenggaraan G20 itu.

Kita bersyukur bahwa dengan dipilihnya Bali sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan bergengsi ini memberikan kesan positif bahwa kita bangsa Indonesia mampu secara bersama-sama menyukseskan penyelenggaraan kegiatan yang berskala internasional ini. Paling tidak dengan dipilihnya Bali untuk menyelenggarakan perhelatan internasional ini membuktikan bahwa kita selalu siap dengan dukungan sosial budaya, kondisi ekonomi dan politik yang kondusif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan keamanan secara bersama-sama yang dengan sendirinyta akan menumbuhkan sikap percaya diri tidak hanya pada bangsa sendiri tetapi pada warga dunia.

Berbagai tantangan dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia yang memerlukan bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan nasional, regional dan internasional tidak hanya di kalangan undeveloped country, tetapi juga developing dan developed countries, karena persoalah yang muncul itu bersifat multikompleks yang melibatkan berbagai sector pembangunan yang sedang digalakkan saat ini. Inilah pentingnya pertemuan dalam upaya tidak hanya memberikan jalan keluar tidak hanya persoalan finansial ekonmomi belaka, tetapi yang lebih penting keamanan bersama di kawasan, berbagai isu sosial budaya, persoalan tantangan ekonomi yang memerlukan penguatan-penguatan di berbagai sektor, sehingga berbagai program pembangunan yang dicanangkan di tingkat lokal, nasional dan internasional dapat dilaksanakan secara berkelanjutan demi menjaga keharmonisan dan kedamaian relasi negara-negara di dunia.

Baca juga:  KTT G20, Aktivitas Masyarakat Dibatasi hingga Hewan Peliharaan Dikandangkan

Terlebih-lebih munculnya isu-isu pemanasan global, semakin banyaknya persoalan sampah plastik yang mengganggu keseimbangan lingkungan, tentu kita sebagai warga dunia tidak terlepas dari berbagai persoalan tersebut. Kita memiliki kearifan lokal kita yang berlandaskan pada tradisi yang sudah ada turun temurun dan juga pada landasan agama Hindu hendaknya mampu kita bangkitkan dan sampaikan pada dunia internasional bahwa bangsa Kita khususnya Bali memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang mampu menghadapi berbagai persoalan tersebut, sehingga nilai budaya Bali akan diperhitungkan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat dunia internasional.

Kalau kita mampu menyampaikan dan mempraktikkan sistem nilai adiluhung dalam kaitannya dengan upaya menjaga keseimbangan antara dunia mikro (aspek manusia atau bhuwana alit) dan aspek makro (bhuwana agung) tentu masyarakat dunia akan lebih mengapresiasi tentang tatanan budaya Bali yang menjaga keseimbangan alamnya tidak hanya dalam kehidupan masa kini tetapi bagi kehidupan masa yang akan datang secara berkelanjutan.

Baca juga:  Konsisten Bawa Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Sabet Dua Penghargaan

Inilah suatu bukti bahwa masyarakat dan budaya Bali memiliki nilai-nilai kondusif yang dapat dibanggakan tidak hanya oleh orang Bali, tetapi juga bagi warga internasional. Bangsa kita memiliki nilai-nilai kebersamaan secara turun temurun sebagaimana ditunjukkan dengan sistem keamanan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat dan budaya di seluruh Nusantara, keramahtamahan masyarakatnya, dan keagungan nilai-nilai budaya sebagaimana halnya dengan nilai budaya Bali yang dilandasi oleh nilai kearifan lokal yang juga tidak terlepas dari pengaruh ajaran Hindu yang sudah berkembang dalam struktur sosial dan budaya masyarakat Bali hingga saat ini.

Dengan kondisi yang dimiliki masyarakat Bali ini dapat dimengerti mengapa pertemuan berkelas dunia ini dipercaya untuk dilaksanakan di Bali dan tentu manfaat yang kita harapkan adalah semakin kuatnya daya saing dan peningkatan sumberdaya manusia kita dan dengan dengan sendirinya akan meningkatkan kepercayaan publik tentang kualitas industri pariwisata yang menjadi handalan bagi Bali. Dengan demikian meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi Bali yang diharapkan dapat berdampak terhadap penyelesaian persoalan sebagai akibat terjadinya bencana menularnya Covid-19 beberapa tahun yang lalu yang hingga kini masih terasa dampaknya dalam beberapa sektor pembangunan.

Baca juga:  Roket Rusia Jatuh di Polandia, Negara G7 Rapat Darurat di Bali

Di samping itu, tentu ada keinginan mulia yang dimiliki oleh Bali dan masyarakat Indonesia pada umumnnya agar kita sebagai bagian dari komunitas internasional memiliki rasa kepedulian sosial, ketahanan sosial (social resilience) yang memadai yang dengan modal sosial dan budaya (social and cultural capitals) ini akan dapat menghadapi berbagai persoalan yang melanda dunia saat ini seperti dampak dari perubahan ekosistem (climate change) yang terjadi di berbagai belahan dunia dalam upaya untuk mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Melalui pelaksanaan perhelatan internasional G20 ini tentu kita masyarakat Bali pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya tidak hanya sebagai penonton saja, tetapi dapat mengambil hikmah, manfaat, memikirkan peluang-peluang yang ada dalam kaitannya dengan peningkatan kreativitas dan inovasi dalam menghadapi persaingan di dunia yang semakin mengglobal.

Penulis, Guru Besar Ilmu Sejarah Asia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

BAGIKAN