DENPASAR, BALIPOST.com – Bali berpotensi kembangkan energi surya. Sebab, Bali disinari matahari sepanjang tahun.
Selain itu, Bali juga memiliki potensi sumber daya air terjun karena Bali banyak memiliki air terjun. “Panas bumi juga, karena sebenarnya panas bumi itu sangat efisien dan aman. Artinya murah dan aman,” demikian dikatakan Rektor Unud, Prof. Dr.dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., Selasa (21/3) usai penandatangan MoU dengan PLN.
Menurutnya Bali harus mendorong ke arah pemanfaatan sumber daya panas bumi itu. Bali diharapkan tidak tergantung pasokan dari Jawa.
Jika suatu saat ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, ia berharap Bali tidak sampai gelap. Diharapkan selalu ada cadangan mandiri.
Unud pun pernah melakukan kajian tentang PLTS. Bahkan di Fakultas Teknik baru saja dirombak dipasangkan panel untuk pembangkit tenaga surya.Bahkan ia memiliki mimpi untuk membuat green campus. “Saya buat master plan hanya dengan luas tanah 25 ha, seluruh kampus bisa tercover. Jadi hubungan antar civitas akademika terconect,” ujarnya. Nantinya sebagian gedung kampus itu akan dipasangkan panel matahari.
General Manager PLN Distribusi Bali, Sandika Aflianto mengatakan, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional tahun 2016-2025, PLN Distribusi Bali mendapat jatah pembangunan pembangkit listrik 50-100MW dari tenaga surya. Ada beberapa lokasi yang bisa dijadikan PLTS yaitu Karangasem, Bangli, Jembrana, Tabanan. “Tergantung nanti uji kelayakannya, feasibility-nya,” ungkapnya.
Dengan adanya Permen No. 12 tahun 2017 dibuka kesempatan yang luas bagi para investor untuk berinvestasi di PLTS. “Bukan hanya di Bali tapi seluruh Indonesia,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)