DPengukuhan Yayasan Giri Amertha Santhi yang dibentuk atas sinergitas krama Desa Adat Yehembang Kauh dengan sejumlah program yang mendukung penguatan adat, agama dan tradisi. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Yehembang Kauh dalam upaya menguatkan adat, agama dan tradisi melakukan berbagai upaya. Salah satu yang urgen adalah peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia krama desa adat melalui sejumlah kegiatan yang sejalan dengan program “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Desa Adat Yehembang Kauh bersinergi dengan yayasan Giri Amertha Santhi yang pendiriannya juga merupakan inisiasi krama.

Yayasan ini dibentuk sinergi antara paiketan yang ada di krama, yaitu paiketan pemangku, krama istri dan pecalang di desa adat. “Semua itu berdasarkan keinginan bersama krama Adat Yehembang Kauh. Kita tindaklanjuti bersama kertha, sabha desa, prajuru desa adat bersama-sama jro mangku. Dengan support baik pemikiran, finansial dan waktu dari Ida Pandita Mpu Rastra Prabu Wibawa Diwya, Griya Giri Anggrek Amertha, Yayasan ini dapat terwujud,” kata Bendesa Adat Yehembang Kauh, I Putu Artha.

Baca juga:  2019, Sebanyak 21 Ribu Balita di Jembrana Dijatah Vitamin A

Yayasan ini memiliki program yang sejalan dengan penguatan adat, budaya dan agama. Sinergitas program desa adat dengan program jangka pendek, menengah dan panjang yayasan terakomodasi baik itu dibidang sosial, pendidikan dan lainnya yang berkaitan dengan penguatan adat dan tradisi serta  peningkatan sumber daya manusia. “Baik itu parhyangan, pawongan, palemahan, terakomodasi di yayasan itu sendiri. Yang paling penting mengupayakan peningkatan sumber daya manusia yang tercakup dalam baga pawongan,” ujar Bendesa Putu Artha.

Baca juga:  Sosialisasi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" Diawali dengan Penyerahan Kalung Om Kara

Beberapa program jangka pendek dan menengah disinergikan seperti pasraman, pelatihan bahasa Inggris bagi krama dan lain-lain. Menurut Bendesa, peningkatan sumber daya manusia Krama yang paling urgen dibandingkan dengan pembangunan fisik.

Pembangunan fisik merupakan simbol sradha bhakti. Namun yang lebih urgen adalah pengembangan SDM krama. “Dengan meningkatnya SDM krama akan memberikan arti dan makna dari simbol (fisik) itu. Seperti peningkatan kapasitas dan satu komitmen serta pemikiran Tri Manggala Yadnya. Baik itu pemangku, panukrama panitia dan srathi melalui pasraman. Akan memberikan kelancaran dalam pelaksanaan Yadnya,” ujarnya.

Baca juga:  Jembrana dan Badung Gelar Sidak Pendatang

Dalam pelaksanaan sradha bhakti, erat kaitannya dengan sarana upakara. Dan sering terjadi krodit ketika trimanggala Yadnya ini tidak sinkron. Karena itulah pentingnya peningkatan SDM dan satu pemikiran, salah satunya melalui pasraman dan bersinergi dengan yayasan ini.  Dalam waktu pendek, sinergi dengan yayasan lain, juga akan dilakukan. Baik itu terkait kegiatan sosial bagi krama yakni pengobatan gratis. Kemudian dengan Yayasan IDEP yang bergerak di bidang pelestarian alam, desa adat bekerjasama untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai tanaman usadha. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN