Proyek jalan di Guliang Kangin yang kini mangkrak. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Rekanan pelaksana proyek perbaikan jalan amblas di Banjar Guliang Kangin, Desa Taman Bali diputus kontrak. Tindakan itu diambil Dinas PUPRPerkim Bangli lantaran pihak rekanan tidak bisa menyelesaikan proyek sesuai batas waktu yang ditentukan.

Sementara itu pasca melakukan putus kontrak, Dinas PUPRPerkim Bangli memasang pagar pembatas di sekitar lokasi proyek mangkrak. Kabid Bina Marga Dinas PUPRPerkim Kabupaten Bangli Wayan Lega Suprapto, Minggu (11/12) mengatakan, pasca putus kontrak, rencananya pada Selasa, tim akan turun melakukan pengukuran ke lokasi proyek.

Baca juga:  Proses Penanganan Kebakaran TPA Suwung Masih Berlangsung, Denpasar Tempuh Cara "Niskala"

Akan dihitung berapa persen kegiatan yang telah dilaksanakan pihak rekanan. Termasuk mengkalkulaaikan berapa kebutuhan anggaran untuk kelanjutan proyek tersebut. “Kalau menurut keterangan kontaktor, kan lain hitungannya. Kita akan ukur juga dengan tim berapa pekerjaan yang bisa difungsikan, itu nanti dibayar. Kita kan tidak boleh membayar yang tidak bisa difungsikan,” kata Lega.

Rencananya proyek perbaikan jalan itu akan dilanjutkan tahun depan. Terkait anggarannya, akan memanfaatkan sisa dana. “Karena putus kontrak, kontraktor kan hanya dibayar beberapa persen. Sisanya kan masih. bisa saja dananya ditambah karena itu kan prioritas. Jalan itu jalan alternatif utama,” terangnya.

Baca juga:  Komunitas Alumni PT Bali Gelar Peringatan Sumpah Pemuda

Disebutkan, sesuai kontrak nilai proyek perbaikan jalan tersebut hampir Rp 1,7 miliar. Lega mengungkapkan alasan pihak kontraktor tidak bisa menuntaskan pekerjaannya, karena situasional.

Direktur rekanan yang mengerjakan proyek itu mengalami sakit struk. “Selain itu pekerja di sana juga sering tidak betah,” terangnya.

Sementara itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan Dinas PUPRPerkim Bangli memasang pagar pembatas di sekitar lokasi proyek mangkrak. Lega mengaku pihaknya serba salah. Jika jalan itu ditutup masyarakat banyak yang minta dibuka.

Baca juga:  Jalan di Banjar Malet Tengah Putus Tergerus Longsor

Sebab jalan itu jalan utama menuju setra dan pura. Kalau dibuka ia khawatir terjadi musibah. “Karenanya kami kasi pagar setengah permanen agar hanya pejalan kaki yang bisa lewat. Jikapun ada roda 2 yang melintas biar aman. Karna walau ditutup tetep ada saja kendaraan speda motor nerobos,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN