TABANAN, BALIPOST.com – Ada yang menarik dari serangkaian Upakara Tawur Agung dan Pujawali yang jatuh pada Anggara Kasih Wuku Julungwangi, Selasa (20/12) di Pura Penataran Agung Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Dalam rangkaian karya besar tersebut, parade gebogan akan berlangsung selama sepuluh hari, mulai dari Senin (19/12) sampai Jumat (23/12).
Manager DTW Ulundanu Beratan, I Wayan Mustika mengatakan parade gebogan ini akan melibatkan ibu-ibu dari 12 desa adat dan 6 desa dinas di Kecamatan Baturiti. Serta 2 banjar pengayah dari Kecamatan Marga yakni dari Bayan dan Marga.
Iringan ibu-ibu yang menjunjung gebogan juga telah dilaksanakan, Rabu (14/12) dan akan dilanjutkan mulai Senin (19/12). “Sebagai rangkaian dari Pujawali dan upakara pemahayu buana, kami juga konsep dengan kegiatab pentas gebogan yang dilakukan tiap hari dengan iringan bleganjur dan itu adalah kreativitas ibu PKK dan STT,” ucapnya, Kamis (15/12).
Lanjut kata Mustika, parade gebogan ini sekaligus ajang promosi pariwisata. Dan terpenting terkait yadnya tentu bisa dihaturkan untuk sesuhunan atau Ida Bhatara yang melinggih di sini (Pura Penataran Agung Ulun Danu Beratan),” terangnya.
Parade ini tentunya akan mengitari seluruh areal wisata Ulundanu Beratan dari pukul 11.00 hingga 14.00 WITA. Iring-iringan para ibu yang menjunjung gebogan ini akan diiring dengan gamelan beleganjur.
Gebogan ini biasanya disiapkan bila ada upacara keagamaan di Bali. Gebogan merupakan sesajen terdiri dari sejumlah kue dan buah-buahan yang disusun sedemikian rupa, baik dari segi warna maupun corak, dan dilengkapi dengan hiasan janur.
Gebogan ini akan dijunjung ibu-ibu menuju pura atau tempat persembahyangan. Begitu juga saat upacara persembahyangan selesai dilakukan. (Puspawati/balipost)