Seniman drama gong sedang berkumpul untuk membicarakan pementasan "Dukuh Suladri" yang digelar 17 Desember 2022. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pecinta drama gong akan bisa menyaksikan idola mereka pentas dalam sebuah panggung, Sabtu (17/12). Paguyuban Drama Gong Lawas akan mementaskan drama gong yang mengangkat judul “Dukuh Suladri” di Taman Budaya Bali, Art Center Denpasar.

Pementasan akan dimulai pukul 19.00 WITA. Rencananya pementasan dibuka oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Berbagai persiapan pun telah dilakukan Paguyuban Drama Gong Lawas untuk memberikan penampilan yang maksimal kepada para pecinta drama gong. Apalagi, pertunjukan drama gong ini akan menghadirkan para pemain drama lawas, seperti Lodra, Moyo, Petruk dan yang lainnya.

“Kami dari Paguyuban Drama Gong Lawas bakal menggelar pementasan drama gong sebagai ajang reuni dan temu kangen, Sabtu 17 Desember 2022 besok di Taman Budaya Art Center Provinsi Bali,” kata Ketua Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana.

Dikatakan, awalnya paguyuban akan mengangkat cerita panji. Namun karena ingin melibatkan semua seniman drama gong lawas yang jumlahnya masih 33 orang, dipilihlah cerita rakyat di Bali.

Baca juga:  Ranperda RZWP3K akan Jadikan Bali Tak Hanya Jago di Darat

Dalam cerita rakyat itu, ada berbagai peran figur yang bisa diangkat, sehingga semua pemain lawas dapat ikut pentas. Sementara untuk skenario dan sutradara dipercayakan pada pemain senior Wayan Puja. “Hal itu, sebagai ajang untuk mengingatkan masyarakat bahwa seniman drama gong yang dulu masih hidup. Walau mereka sudah tua, tetapi meraka masih sehat,” ucap Agung Aryana yang berprofesi sebagai advokat ini.

Pementasan drama gong lawas ini dalam rangka menghimpun kembali seniman-seniman drama gong. Selain itu, juga sebagai bentuk reuni, temu kangen, dan berharap kesenian drama gong bisa eksis kembali.

“Pementasan drama gong ini, sebagai ajang untuk menghimpun dulu agar mendapat perhatian dalam bentuk wadah, setelah itu baru mempersiapkan wadah berupa yayasan, sehingga ada payung hukum. Ide ini sudah mendapatkan dukungan dari masyarakat, salah satunya disambut baik oleh Bendesa Adat Petak, Gianyar, Anak Agung Gede Putra Yasa yang menyiapkan sanggar seninya sebagai tempat untuk mengadakan latihan,” ungkapnya.

Baca juga:  Ratusan Ribu Wisatawan ke Bali, Kapolri Cek Prokes di Obyek Wisata

Walau bakal tampil sebagai sebuah reuni, namun tidak meninggalkan pakem-pekem dari sebuah pertunjukan drama gong. Tujuannya sangat jelas, yakni untuk menghimpun kembali seniman lawas, agar bisa berperan mengisi pembangunan Bali, terutama melestarikan drama gong Bali. “Kalau berdasarkan komentar teman-teman, semuanya merasa senang bisa berkumpul kembali. Sebab, dalam drama gong ini sebagai sebuah ajang untuk pembelajaran bahasa Bali, khususnya dalam bentuk sor singgih basa,” papar Agung Aryana.

Pesan yang akan disampaikan, secara umum drama gong itu mengingakan masyarakat tentang etika kehidupan, kesopanan dan yang paling penting pembelajaran tentang “anggah ungguhing basa Bali”. Sebanyak 33 pemain yang bakal tampil berasal dari daerah Gianyar, Bangli, Klungkung, Denpasar, Badung dan Singaraja.

Baca juga:  Sambut Singapore Airlines, Puluhan Hotel di Zona Hijau Disiapkan untuk Karantina

Sementara dari kabupaten yang lain belum ada. “Pada pementasan nanti, kami menyiapkan pemeran putri yang masih muda untuk memberi suasana manis pertunjukan seni itu, sehingga berjalan dengan baik,” ungkap pria yang peduli seni drama ini.

Sekretaris Paguyuban, I Gusti Putu Nuraga menambahkan, sebanyak 4 pemeran putri itu akan ditampilkan secara bergantian, karena paguyuban ini sudah mendapatkan jadwal pentas di berbagai daerah kabupaten dan kota di Bali, seperti Gianyar, Klungkung pada April tahun depan dan Bangli pada Mei 2023. “Tujuan dasar pementasan drama gong lawas ini untuk ajang reuni, dan mengingakan kembali kepada masyarakat, serta mengajak para seniman untuk menekankan pakem yang sudah ada. Dengan begitu, bisa ditiru para generasi muda. Maka, setelah ini akan membuat payung hukum berupa yayasan agar lebih dekat dan bisa memperhatikan para seniman,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN