DENPASAR, BALIPOST.com – Pada kesempatan Pidato Akhir Tahun 2022 dan Sambut Tahun Baru 2023 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Jumat (30/12) malam, puji syukur juga disampaikan Gubernur Koster bahwa sepanjang tahun 2022, pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana strategis yang monumental, fundamental, dan bersejarah yang memerlukan anggaran sangat besar tetap berlangsung. Bahkan sebagian sudah selesai, meskipun ada hambatan keterbatasan anggaran dalam masa pandemi Covid-19.
Antara lain, yaitu Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Besakih di Karangasem, dengan anggaran Rp884 miliar terus berjalan dan akan selesai tuntas bulan Februari 2023. Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, terus berlangsung. Dimana, pembebasan lahan dan pematangan lahan dengan anggaran Rp1,5 triliun selesai Desember 2022. Dilanjutkan pembangunan fisik pada zona inti dengan anggaran sekitar Rp1 triliun, mulai tahun 2023.
Pembangunan jalan shortcut Singaraja-Mengwi, sampai Desember 2022 sudah selesai pada titik 3-8, akan dilanjutkan tahun 2023 pada titik 9-10, dan tahun 2024-2025 pada titik 11-12. Total anggaran yang diperlukan sekitar Rp1,6 triliun, untuk pembebasan lahan sekitar Rp500 miliar bersumber dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali, dan Rp1,1 triliun bersumber dari APBN Kementerian PUPR RI. Pembangunan 3 Pelabuhan sekaligus, yakni Pelabuhan Sanur di Denpasar, Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, dengan total anggaran Rp563 miliar sepenuhnya bersumber dari APBN Kementerian Perhubungan RI. Pembangunan sudah selesai pada Bulan Oktober 2022 dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada tanggal 9 November 2022.
Pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Buleleng, dengan anggaran sekitar Rp 450 miliar, sepenuhnya bersumber dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali. Pembangunan ini sedang berlangsung dan direncanakan selesai Agustus 2023. Pembangunan Bendungan Tamblang di Buleleng, dengan anggaran Rp794 miliar, dan pembangunan Bendungan Sidan di wilayah Badung-Bangli-Gianyar, dengan anggaran Rp1,8 triliun, sehingga total menjadi Rp2,594 triliun sepenuhnya bersumber dari APBN Kementerian PUPR RI. Bendungan Tamblang sudah selesai tahun 2022, sedangkan Bendungan Sidan akan selesai tahun 2023. Selain itu, juga ada Pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali, sepanjang 96 km, menghubungkan Gilimanuk-Mengwi, dengan anggaran sekitar Rp24 triliun yang bersumber dari investasi.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menjelaskan pencapaian pembangunan Bali yang mencakup 5 bidang prioritas, sebagian merupakan kelanjutan pembangunan bersifat reguler yang merupakan pelaksanaan urusan dan kewenangan Pemerintah Provinsi. Khususnya dalam bidang pendidikan, guna meningkatkan daya tampung dan mutu pendidikan. “Saya telah dan sedang membangun sebanyak 17 SMA/SMK baru, guna meningkatkan layanan siswa baru yang diterima. Selain itu, mulai tahun 2023, titiang memberlakukan kebijakan baru memberikan bantuan biaya pendidikan dan perlengkapan siswa kepada 10.000 siswa miskin atau sangat miskin dan bantuan biaya pendidikan kepada 500 mahasiswa miskin di seluruh Bali dengan anggaran sebesar Rp 21,2 miliar. Dengan itikad dan tekad kuat, titiang menyelenggarakan Kebijakan dan program baru yang bersifat genial, original, inovatif, visioner, fundamental, monumental, dan bersejarah,” tandasnya.
Gubernur Koster mengatakan keseluruhan kebijakan dan program baru ini berdampak luas pada perubahan tatanan kehidupan masyarakat Bali, menjadi sumber penghidupan baru masyarakat Bali, bersifat produktif yang secara langsung meningkatkan kapasitas dan nilai tambah ekonomi lokal Bali, serta meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali niskala-sakala. Kebijakan dan program baru ini merupakan implementasi Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru yang mencakup penguatan dan pemajuan adat – budaya; pelindungan kekuatan dan keindahan alam Bali; tranformasi perekonomian dengan Ekonomi Kerthi Bali; mendorong penggunaan produk lokal Bali; pemajuan pendidikan dan SDM Bali unggul; menjadikan Bali Pulau Digital; mempercepat pembangunan infrastruktur strategis monumental; dan menyelenggarakan Bali Good Governance.
Kebijakan dan program baru ini benar-benar merupakan sesuatu yang esensial. Dari sebelumnya hanya wacana akhirnya terwujud nyata. Dari tidak mungkin menjadi mungkin, dari tidak pernah ada menjadi nyata, bahkan dari yang sama sekali tidak pernah terpikirkan, kini hadir di depan mata memberi masa depan baru. “Pencapaian seluruh kebijakan dan program baru ini atas restu alam Bali, astungkara telah diwujudkan secara nyata dalam 44 tonggak penting, yang titiang berikan nama 44 Tonggak Peradaban sebagai Penanda Bali Era Baru. Titiang memastikan bahwa seluruh kebijakan dan program baru yang mewujud dalam 44 tonggak penting, terlaksana secara sistematis, masif, menyeluruh, permanen dan berkelanjutan, karena telah titiang buatkan 47 bentuk regulasi berupa Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, serta dilengkapi dengan Surat Edaran Gubernur Bali,” ujar Gubernur Koster.
Seluruh capaian kebijakan dan program baru ini, lanjut Gubernur Koster bahwa sepenuhnya didedikasikan dan wariskan kepada seluruh krama dan generasi penerus Bali dalam menjaga keseimbangan alam, krama, dan kebudayaan Bali, Genuine Bali; memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan; dan mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global di masa yang akan datang. Menurutnya, pencapaian 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru akan mewujudkan Bali berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. (kmb/balipost)