DENPASAR, BALIPOST.com – Hari raya Galungan merupakan hari raya besar bagi umat Hindu yang diperingati setiap 210 hari berdasarkan perhitungan pawukon, yaitu pada hari Rabu (4/1), Pancawara Kliwon, wuku Dungulan. Di balik hari raya Galungan, terdapat beberapa makna di dalamnya.
Yuk simak makna Galungan yang dikutip dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) :
1. Kemenangan Dharma Melawan Adharma
Seperti yang diketahui, hari raya Galungan dirayakan sebagai hari raya kemenangan Dharma melawan Adharma. Mpu Sedah menyebut kalahnya keangkamurkaan sebagai “Kadung gulaning parangmuka”, di mana musuh yang dimaksud adalah musuh-musuh yang ada pada diri manusia, yaitu kenafsuan (kama), kemarahan (kroda), keserakahan (mada), dan iri hati (irsya).
Kisah kemenangan Dharma melawan Adharma ini juga tertuang dalam kitab Mahabharata. Dalam kitab tersebut tertulis perjuangan Pandawa dalam memerangi Adharma untuk menegakkan Dharma.
2. Mengendalikan Hawa Nafsu
Kemenangan Dharma melawan Adharma juga dimaknai bahwa secara rohani manusia mengendalikan hawa nafsu yang sifatnya mengganggu ketentraman batin yang nantinya berekspresi dalam kegiatan sehari-hari.
3. Wujud Rasa Syukur
Sebagai simbol kemenangan, kegembiraan, dan rasa syukur, sehari sebelum Galungan, umat Hindu menancapkan penjor di pintu gerbang atau jalan masuk halaman rumah. Penjor ini dimaknai sebagai segala sumber kehidupan di bumi.
4. Hari Pewedalan Jagat
Hari Galungan juga merupakan hari Pewedalan Jagat atau hari ulang tahun jagat raya. Oleh karena itu, umat Hindu melaksanakan upacara, menghaturkan sesajen sesuai peruntukannya yang ditujukan sebagai ungkapan perasaan bakti, sujud, kagum, dan bersyukur kepada jagat raya yang diciptakan oleh Tuhan. (kmb/balipost)