SINGARAJA, BALIPOST.com- Kontur tanah yang subur membuat Desa Bulian di Kecamatan Kubutambahan memiliki potensi menjanjikan untuk budidaya Buah Naga. Sekitar 50 hektar (Ha) di desa ini ditanami buah yang satu ini. Hasilnya, puluhan ribu ton buah naga dihasilkan dalam sekali panen. Hasil panen tersebut dikirimkan baik ke seluruh Bali maupun daerah lain di Indonesia.
Perbekel Desa Bulian Made Sudirsa Minggu (8/1), mengatakan, budidaya ini berkembang sejak tahun 2004. Ini dipelopori oleh seorang petani, Wayan Kantra. Potensi yang menjanjikan dari budidaya buah naga itu kemudian diikuti oleh masyarakat lainnya.
Dari pengembangan itu, budidaya buah naga sangat cocok dikembangkan. Selain karena tanah yang subur, prospek dari tanaman buah naga itupun sangat menjanjikan.
Usia pohon buah naga dapat mencapai 15 tahun, selama itu petani dapat melaksanakan panen minimal setiap satu tahun sekali. Sementara, ketersediaan air di Desa Bulian juga cukup untuk mengairi perkebunan. Pengairan diatur pada setiap kelompok petani, sehingga pemberian air bisa sesuai dengan kebutuhan. “Sehingga sudah bisa diatur, kapan perlu disiram untuk pembuahan, dan kapan perlu disiram untuk penguatan batang,” katanya.
Purnawirawan Polri itu menambahkan, hingga kini terdapat 25 kelompok petani yang membudidayakan buah naga pada lahan seluas 50 hektar di Desa Bulian. Masyarakat memasok buah naga ke seluruh pasar tradisional maupun toko buah yang ada di Bali. Namun, dirinya tidak menampik pemasaran ke daerah di luar Bali juga dilakukan.“Pada periode tertentu kami juga ekspor ke Jawa dan Lombok,” tegasnya.
Desa Bulian merupakan sentra produksi buah naga di Bali, sedangkan pada daerah lain bersaing dengan Banyuwangi. Namun, dari segi rasa pihaknya yakin untuk bersaing. Untuk itu, dukungan penuh diberikan oleh Pemerintah Desa Bulian bersinergi dengan pemerintah daerah kepada masyarakat petani buah naga. Belum lama ini, pihaknya memberikan bantuan berupa 5 unit traktor yang diperuntukkan kepada kelompok-kelompok petani. Gunanya untuk melakukan penggemburan tanah sebelum penanaman tanaman buah naga.
Di sisi lain, Perbekel Made Sudirsa mengatakan, pemerintah daerah, berencana untuk menyiapkan langkah untuk mengatasi harga anjlok saat panen raya, saat ini banyak produk olahan seperti nasi merah dan jus pihaknya berikan pelatihan kepada masyarakat. Untuk itu, pihkanya berharap ke depannya masyarakat Bulian dapat mengembangkan produk buah naga sehingga dapat mengatasi kendala harga anjlok setiap panen raya. (Mudiarta/Balipost)