Tangkapan layar citra satelit yang menunjukkan bibit siklon tropis 97W di Laut Filipina, Selasa (10/1/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Bibit siklon tropis 97W yang terpantau masih berada di Laut Filipina bisa mempengaruhi kondisi cuaca di bagian wilayah Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa, bibit siklon tropis 97W masih berada di Laut Filipina, tepatnya di koordinat 6,2 derajat Lintang Utara dan 132,7 derajat Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum berkisar 15-20 knot dan tekanan udara terendah 1.007 milibar (mb).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (10/1), Guswanto mengemukakan bahwa bibit siklon 97W dalam 24 jam ke depan bisa menimbulkan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia. Di antaranya memicu potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Baca juga:  BMKG Jelaskan Faktor Penyebab Suhu Udara Panas Awal Bulan Mei

Menurut dia, bibit siklon tropis 97W juga berpotensi memicu gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter di Laut Sulawesi bagian barat, perairan Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian selatan, perairan barat dan timur Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, perairan Biak, dan Samudra Pasifik utara Papua.

Selain itu, bibit siklon dapat menimbulkan gelombang setinggi 2,5 sampai 4 meter terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.

Baca juga:  Komit #MakeanImpact, BPR Lestari Group Distribusikan 8 Ton Beras ke Panti Asuhan di Jawa dan Bali

Guswanto mengemukakan, citra satelit Himawari-8 kanal Enhanced-IR belum menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan dalam 12 jam terakhir dan data angin perlapisan menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di lapisan bawah hingga menengah.

Menurut dia, model prediksi cuaca numerik skala global menunjukkan sirkulasi masih bertahan dengan sedikit potensi peningkatan intensitas dalam 24 jam ke depan, sebelum perlahan melemah karena memasuki wilayah daratan Filipina bagian selatan dalam 48 sampai 72 jam ke depan.

Baca juga:  Gempa di Selatan Bali, Siswa SD 4 Tuban Sempat Belajar di Luar

“Sistem ini cenderung stasioner dalam 24 jam ke depan, kemudian bergerak perlahan ke arah barat-barat laut. Potensi bibit ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah,” katanya. (kmb/balipost)

 

BAGIKAN