AMLAPURA, BALIPOST.com – Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI, I Ketut Widnya, punya sudut pandang berbeda memandang bencana erupsi Gunung Agung. Dia melihat erupsi Gunung Agung tidak sepenuhnya sebuah bencana, tetapi juga harus dilihat dari sisi positifnya, khususnya dalam perkembangan umat Hindu di Indonesia. Menurutnya, erupsi Gunung Agung justru menciptakan peradaban baru dalam perkembangan umat Hindu di Indonesia.

Hal itu disampaikan Dirjen Ketut Widnya, saat melihat langsung bagaimana kondisi ratusan pengungsi di Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kamis (14/12).

Sebagaimana pengalaman tahun 1963 lalu, dampak erupsi Gunung Agung waktu itu membuat banyak warga harus mengungsi ke luar Bali, alias transmigrasi ke berbagai daerah. Seperti di Sulawesi, Kalimantan, Lampung bahkan ke Papua. Di tempat yang baru, warga Bali, khususnya Karangasem tetap memegang teguh adat tradisi leluhurnya di Bali, kemudian diterapkan di tempat baru.

Baca juga:  Sukses Lari Keliling Bali, Dewa Astawa Disambut Kalungan Bunga

Dalam perkembangannya di tempat baru, umat Hindu Bali sanggup membangun peradaban baru sebagai umat Hindu yang toleran, bersama warga dari umat lainnya. Hasil dari dampak letusan tahun 1963 waktu itu membuat Hindu Bali tersebar hampir di seluruh Indonesia.

Banyak di antara mereka juga menjadi orang-orang yang sukses, berbekal pengalaman hidup di Bali dan sanggup menerima tantangan baru di daerah tempat tinggal yang baru. “Siapa sangka di Pulau Papua pun kini sudah ada 34 pura. Begitu juga di daerah-daerah lain. Mungkin ini cara Tuhan menyebar kita, kemudian membangun peradaban baru,” tegasnya.

Baca juga:  Abrasi, Habitat Tukik di Tegal Besar Terancam

Dia melihat erupsi Gunung Agung akan memulai kembali peradaban baru itu. Istilah peradaban digunakan untuk menggambarkan sebuah budaya dalam arti yang lebih luas.

Selain itu, menurutnya ini mungkin menjadi salah satu cara untuk menangkal berkembangnya paham radikalisme di Indonesia. Dia yakin, pembangunan perabadan baru ini akan bermuara pada kesejahteraan warga Bali dan berimbas pada masyarakat di sekitarnya yang baru.

Sehingga dia berpesan kepada para pengungsi agar tetap sabar dan tenang menghadapi aktivitas Gunung Agung yang terus menunjukkan peningkatan. “Gunung Agung sudah banyak memberikan kesejahteraan bagi kita. Sekarang, biarkan Gunung Agung sendiri dulu,” katanya.

Baca juga:  Hadapi Wabah COVID-19, Kodam Sumbang 918 Kantong Darah

Selain itu, dia juga meminta warga pengungsi agar pintar mencerna informasi, baik dari media sosial maupun dari sumber mana pun. Tetap lakukan kroscek agar tidak termakan isu yang meresahkan. Jangan pula cepat mudah percaya penekun spiritual dari luar Bali yang mengaku-ngaku sebagai ahli alam gaib, bahkan penakluk Gunung Agung. Tetap ikuti arahan lembaga berwenang untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *