JENTIK-Salah satu petugas sedang memantau keberadaan jentik di tempat-tempat yang ada genangan air. (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Meningkatnya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin menjadi perhatian serius jajaran Dinas Kesehatan Denpasar. Kini, sejumlah Puskesmas dikerahkan untuk memantau wilayahnya masing-masing. Seperti yang dilakukan Puskesmas III Denpasar Selatan bersama Koordinator dan Kader Jumantik lakukan giat Pemantauan Jentik dan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di wilayah Banjar Kawan, Serangan.

Pembasmian jentik dan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ini dilakukan karena menidaklanjuti laporan warga yang mengalami demam dan opname di salah satu rumah sakit. Penyelidikan Epidemiologi (PE) dilakukan pada radius 100 m dari rumah penderita.

Hal ini dilakukan tidak lain untuk memutus perkembangan nyamuk penyebab Demam Berdarah khususnya di musim penghujan seperti saat ini, yang membuat perkembangbiakan vektor penular DBD mengalami peningkatan yang sangat pesat.

Baca juga:  BNNK Gianyar Ungkap Tiga Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Dari hasil pemantauan tersebut, juga masih didapati jentik nyamuk yang ditemukan di beberapa tempat, seperti bak penyimpanan air, pot bunga, hingga selokan.

Kepala UPTD Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan, drg. Putu Judy Satyawati Sudarmo yang dikonfirmasi, Minggu (22/1) mengatakan, untuk masyarakat mewaspadai terkait penyebaran demam berdarah yang sedang meningkat akhir-akhir ini, serta mengimbau untuk aktif menjadi Jumantik mandiri dengan senantiasa menjaga kebersihan, melakukan 3 M plus, menutup tempat penampungan air agar tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak. warga juga diharapkan menguras penampungan air/bak mandi secara rutin, mencegah adanya genangan air di sekitar rumah, serta tidak menggantung pakaian terlalu lama yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Baca juga:  Pria Malaysia Dituntut 10 Tahun

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Candrawati mengatakan, kasus DBD di Kota Denpasar mengalami peningkatan sejak Desember 2022. Dimana pada bulan November hanya ada 58 kasus dan Desember meningkat menjadi 201 kasus. Kemudian di bulan Januari 2023 diprediksi lonjakan kasus DBD masih akan terjadi. Pasalnya hingga 17 Januari 2023 terdata ada sebanyak 102 kasus.

“Jika dilihat dari tren per bulan tahun 2022, memang ada lonjakan kasus pada Desember 2022. Januari ada peningkatan kasus juga karena sampai pertengahan bulan sudah ada 102 kasus,” katanya.

Baca juga:  Jumlah Pemudik Lebaran dari Pelabuhan Benoa Diprediksi Menurun

Adanya peningkatan kasus ini menurutnya disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu kadang hujan dan kadang panas. Hal ini menyebabkan banyak air tergenang di tempat penampungan dan menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk. Apalagi menurutnya saat ini masyarakat belum terlalu menyadari hal tersebut. “Penularannya sangat cepat, misal ada kasus dan darah penderita dihisap nyamuk penyebab DBD maka akan cepat menular,” jelasnya.

Terkait langkah antisipasi penyebaran DBD ini diperlukan peran serta masyarakat. Karena pencegahan DBD tak akan bisa dilakukan apabila hanya dengan mengandalkan fogging. “Langkah yang bisa dilakukan sangat simpel, cukup gerakan 3M atau Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) itu paling efektif efisien,” katanya. (Asmara Putera/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *