Prof. Nengah Dasi Astawa. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Capaian kebijakan dan program baru yang dipimpin Gubernur Bali, Wayan Koster di Pemerintah Provinsi Bali telah mendapat respon, apresiasi, pengakuan, dan penghargaan dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga. Penghargaan tersebut, salah satunya Nilai BB (Baik Sekali) untuk pelaksanaan program Reformasi Birokrasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tahun 2021.

Terdapat pula penghargaan kategori Sangat Baik dalam penerapan Sistem Merit, dari Komisi Aparatur Sipil Negara, tahun 2021; Penghargaan Peringkat I Badan Kepagawaian Negara AWARD dalam Implementasi Penilaian Kinerja, tahun 2021; Penghargaan Peringkat I Badan Kepagawaian Negara AWARD tahun 2021 dalam Komitmen Pengawasan dan Pengendalian; Kategori Tinggi dari 16 Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang menjadi proyek percontohan dalam Indeks Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara, oleh Komisi Aparatur Sipil Negara, tahun 2022; Rangking Pertama dalam Penilaian Kualitas Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi dari 34 Provinsi di Indonesia dan semua Kementerian/Lembaga, dari Komisi Aparatur Sipil Negara, tahun 2021; Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi

kategori Sangat Baik, dari Komisi Aparatur Sipil Negara, tahun 2022; Pencapaian Angka Terendah jumlah Stunting sebesar 10,9% tahun 2021, dan sebesar 8,9% tahun 2022 dari 34 Provinsi di Indonesia, dari Kementerian Kesehatan RI, tahun 2021.

Kemudian, Peringkat Terbaik Pertama Pengelola Program Indonesia Pintar, dari 34 Provinsi di Indonesia, oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, tahun 2022; Penghargaan Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Terbaik 2, kategori Provinsi dengan nilai 94,01, oleh Ombudsman RI, tahun 2022; Penghargaan khusus atas Pemenuhan Maklumat Pelayanan dan Layanan Kompensasi oleh Ombudsman RI, tahun 2022; Innovation Government Award dengan Predikat Terinovatif, oleh Kemendagri RI, tahun 2022; Penghargaan dalam Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD), oleh Bank Indonesia, tahun 2022; Satu-satunya Provinsi memperoleh kategori Sangat Baik, dengan indeks 3,68 dalam penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dari 34 Provinsi di Indonesia, oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tahun 2021; Penghargaan sebagai Provinsi Terbaik Pembina HAM Kabupaten/Kota, oleh Kemenkumham RI, tahun 2022.

Selanjutnya, Penghargaan sebagai Provinsi Terbaik I dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, oleh Kemenkumham RI, tahun 2022; Penghargaan karena Berperan Aktif Dalam Memacu Pertumbuhan Kreativitas dan Inovasi Kekayaan Intelektual Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, oleh Menkumham RI, tahun 2022; Penghargaan yang sama juga diberikan kepada Dekranasda Provinsi Bali; Urutan Teratas dalam Indeks Keterbukaan Informasi Publik dengan skor 83,15 tahun 2021 dan Urutan Kedua dengan skor 80,99 tahun 2022, dari 34 Provinsi di Indonesia, Oleh Komisi Informasi Pusat RI; Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik, Predikat Informatif dengan nilai 92,20 tahun 2020, nilai 96,32 tahun 2021, dan nilai 97,72 tahun 2022, oleh Komisi Informasi Pusat RI; Nilai BB (Baik Sekali) untuk Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tahun 2021.

Selain itu, Peringkat Terbaik dalam Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional, dari 34 Provinsi di Indonesia, oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tahun 2022; Penghargaan Kompetisi Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik pada kategori Instansi Pemerintah (IP) Umum, oleh MENPAN-RB RI, tahun 2022; Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan kualitas semakin baik dalam tata kelola keuangan daerah dari BPK RI, 9 kali berturut-turut sampai tahun 2021; Peringkat Pertama Kategori Pemerintah Provinsi dalam Capaian Indeks Pencegahan Korupsi (MCP), oleh KPK RI, tahun 2020, 2021, dan 2022; Peringkat I kategori Pemerintah Provinsi dalam Survei Penilaian Integeritas (SPI) Dengan Indeks 78,82, oleh KPK RI, tahun 2022; Penghargaan Apresiasi atas Komitmen dan Kontribusi dalam Strategi Nasional Pencegahan Korupsi melalui Pelaksanaan Aksi Pengadaan Barang dan Jasa Berbasis Elektronik (Implementasi Katalog Lokal), oleh KPK RI, tahun 2022; dan Pengakuan dari The International Energy Agency (IEA) tahun 2020, terhadap visi “NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI” sebagai kebijakan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Pembangunan Rendah Karbon berdasarkan hasil study di 100 kota dari 40 negara.

Baca juga:  Dibantah, MPR Bisa Pilih Presiden

Atas prestasi tersebut, mantan Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., menilai sangat wajar Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Koster mendapatkan penghargaan dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga. Karena Gubernur Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) selama 4 tahun kepemimpinannya di Pemerintah Provinsi Bali sudah bagus menjalankan program – program berbasis kepentingan rakyat yang didahului dengan membuat perangkat suprastruktur / regulasi. Sehingga Koster-Cok Ace dalam menggerakan kepemimpinannya mempunyai pondasi atau payung hukum untuk melakukan pembangunan dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

“Setelah selesai membangun suprastruktur berupa Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur Bali, dan Surat Edaran Gubernur Bali, kepemimpinan Wayan Koster, Saya lihat kian mantap, karena ia membangun Struktur pembangunan dengan meletakan program prioritas yang mencakup 5 bidang, yaitu Bidang Pangan, Sandang dan Papan; Bidang Kesehatan dan Pendidikan; Bidang Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan; Bidang Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya; dan Bidang Pariwisata,” tandas Prof. Dasi Astawa.

Kemudian memasuki tahun ke III dan ke IV, dikatakan Gubernur Koster membangun berbagai Infrastruktur darat, laut, dan udara (khusus untuk udara, masih dalam proses). “Dengan memasuki tahun ke V, Saya berharap Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wagub Tjok Oka Sukawati sudah mulai fokus ke pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat 5 program prioritas pembangunan Bali dan konsep Ekonomi Kerthi Bali melalui 6 sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali, yaitu, Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk Peternakan dan Perkebunan dengan Sistem Pertanian Organik. Sektor Kelautan dan Perikanan. Sektor Industri, meliputi industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali. Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi. Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital, dan Sektor Pariwisata, yaitu pariwisata berbasis budaya, berkualitas, dan bermartabat,” ungkapnya.

Menurut Prof. Dasi Astawa, 5 Program Prioritas Pembangunan Bali bersama konsep Ekonomi Kerthi Bali harus fokus dilaksanakan di tahun ke V dari kepemimpinan Koster-Ace ini. Hal ini supaya program-program yang bersifat suprastruktur, struktur, dan infrastruktur ini sudah saatnya dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat secara langsung. Meskipun disadari bersama dalam pemerintahan di Indonesia selama 2 tahun program pemerintah tidak berjalan optimal, karena fokus mengendalikan pandemi Covid-19. “Sehingga sentuhan-sentuhan yang dilakukan oleh Koster-Ace dengan kultural, sosial, dan ekonomi menjadi program yang betul-betul dirasakan secara sistematis, masif, komprehensif oleh masyarakat dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,” kata Prof. Dasi.

Baca juga:  Jadi Klaster Penyebaran COVID-19, Desa Adat Diminta Tindak Tegas Tajen

Jadi trio kepemimpinan Gubernur Koster, Wagub Cok Ace bersama Sekda Bali, Dewa Made Indra di Pemerintah Provinsi Bali betul-betul di tahun ke V mewujudkan Bali Era Baru melalui diversifikasi dan diferensiasi ke sektor primer, tersier, dan sekunder. “Hal ini saya harapkan, untuk menunjukkan jati diri kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster yang telah bekerja keras membangun Bali, bahwa ini lho, this is the true (inilah yang sebenarnya, red) Bali Era Baru,” kata Prof. Dasi Astawa seraya memberikan saran kepada Kepala OPD di lingkungan Pemprov Bali bersama jajarannya untuk terus bergotong royong melakukan program diversifikasi dan diferensiasi kesetiap sektor / program pembangunan.

Maka dari itu, penghargaan yang diraih adalah realitas dan diberikan oleh pihak yang berwajib harus diapresiasi, serta tidak boleh berhenti. Jangan sampai penghargaan yang telah diraih menjadi kebanggaan saja, namun harus dilanjutkan secara keberlanjutan. Sehingga terbangun yang namanya karakter dan peradaban baru dalam tatanan pemerintahan di Provinsi Bali. Kemudian seluruh elemen pegawai dan staff di OPD agar semakin bersinergi dan memberikan energi di dalam mewujudkan program yang sedang dijalankan oleh Gubernur Koster.

“Mempertahankan penghargaan jauh lebih berat dengan meraih. Prestasi yang diraih Pemprov Bali di era kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wagub Bali Tjok Oka Sukawati akan menjadi beban oleh Pemprov Bali, karena seluruh OPD harus kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja berkualitas, dan kerja iklhas untuk mempertahankan prestasi tersebut,” tegas Prof. Dasi Astawa.

Prof. Nengah Dasi Astawa yang sekarang resmi mengemban tugas menjadi Direktur Politeknik elBajo Commodus Periode 2022/2026 ini lebih lanjut meyakini, bahwa sosok Gubernur Koster tidak membutuhkan penghargaan tersebut, tetapi Wayan Koster dalam kepemimpinannya hanya membutuhkan aksi nyata untuk mewujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali agar terwujudnya Bali Era Baru yang berpihak kepada masyarakat Bali. “Pak Koster secara akademik adalah orang cerdas yang memiliki intelektual. Meskipun Saya dan Pak Koster pernah memiliki kesamaan profesi dalam mengarang buku Matematika, tetapi Pak Koster memiliki pengalaman politik di DPR RI selama 3 Periode dan ketika diberikan tugas menjadi Gubernur Bali, Pak Wayan Koster mampu membawa Bali ke arah pembangunan yang sangat baik.

Sehingga sangat logis dan wajar Gubernur Bali, Wayan Koster sukses menghadirkan berbagai penghargaan kepada Pemprov Bali atas program terobosan yang dilakukannya. Apalagi Wayan Koster memadukan 4 konsep dalam memimpin Bali yaitu : leadership, menajeriar, entrepreneur, dan pengalaman. Jadi, Gubernur Bali, Wayan Koster tidak hanya memiliki Sense of Responsibility (rasa tanggungjawab), Sense of Belonging (rasa memiliki), Sense of Crisis (rasa kepekaan), namun Gubernur Wayan Koster juga memiliki Sense of Political Will (kemauann politik menentukan kebijakan) yang bagus,” tutup Prof. Nengah Dasi Astawa yang juga merupakan Dosen S-2 di UNDIKNAS Denpasar.

Baca juga:  Sopir Transportasi Konvensional Kembali Gelar Aksi, Gubernur Koster Paparkan Solusi

Kemudian, Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati, Dr. Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, S.H.,M.Hum., memandang penghargaan yang diraih oleh Gubernur Koster dari pemerintah dan lembaga. Seperti, Penghargaan pelaksanaan PPKM Mikro Terbaik yang Memiliki Strategi Terbaik dan Peran Paling Efektif dalam Tata Kelola Pengendalian COVID-19, dari Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI, tahun 2021. Penghargaan Khusus Pembangunan Daerah “Bidang Ekonomi Hijau Dan Rendah Karbon”, dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, tahun 2021. Penghargaan Khusus Pembangunan Daerah “Bidang Ekonomi Sirkular”, dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, tahun 2022. Penghargaan PEOPLE OF THE YEAR 2021 untuk kategori Best Governor for Healthcare & Action Against Pandemic, dari MetroTV, tahun 2021. Penghargaan PUBLIC LEADER AWARDS 2022 untuk kategori Good Governance, dari Berita Satu, tahun 2022.
Penghargaan INDONESIA GREEN ECONOMY AWARD 2022, kategori Best Leader for Green Economy Implementation Throught “Ekonomi Kerthi Bali”, dari Warta Ekonomi.co.id, tahun 2022. Penghargaan sebagai Pelopor Project Intellectual Property & Tourism sebagai Booster Kreativitas dan Inovasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali, oleh Menkumham RI, tahun 2022. Dan Penghargaan sebagai Tokoh/Pemimpin Teladan Pemajuan Budaya Lokal di Era Disrupsi, oleh iNews, tahun 2022. “Semua ini merupakan hasil kerja revolusioner, sehingga sangat wajar, pantas dan cocok Gubernur Bali kita mendapat semua penghargaan ini,” ujarnya.

Menurtnya, visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang dijalankan oleh Gubernur Koster sudah betul-betul diimplementasikan secara riil melalui prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independen dan fair dengan jumlah program yang sangat banyak dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Bapak Gubernur bekerja tanpa lelah saat pandemi Covid-19, sampai mampu membawa Bali pulih dari pandemi, yang kemudian memberi dampak positif terhadap perekonomian dan pariwisata Bali mengingat Bali yang dipimpin oleh Gubernur Wayan Koster telah sukses membawa nama baik Pulau Dewata di ajang Presidensi G20 dengan suasana budaya Bali,” ujar Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati lulusan Program Doktoral (S3) Universitas Brawijaya Malang ini.

Dr. Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa berharap, kerja keras yang dilakukan Gubernur Koster dilakukan dan disambut secara bergotong royong oleh OPD di Pemprov Bali dengan konsep satu komando menjalankan visi – misi yang sudah ditetapkan. Kemudian di kabupaten/kota se-Bali juga harus ikut menindaklanjuti apa yang menjadi program Gubernur Bali. “Jadi prestasi yang sudah diraih Bapak Wayan Koster harus disosialisasikan dengan baik diseluruh media dan lapisan masyarakat, lengkap dengan hasil program kerja nyata yang dilakukannya, seperti melakukan Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Besakih di Karangasem, Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, Pembangunan jalan shortcut Singaraja-Mengwi, Pembangunan 3 Pelabuhan sekaligus: Pelabuhan Sanur di Denpasar, Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Buleleng, Pembangunan Bendungan Tamblang di Buleleng, dan pembangunan Bendungan Sidan di wilayah Badung-Bangli-Gianyar, serta Pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali, sepanjang 96 km, menghubungkan Gilimanuk-Mengwi,” pungkasnya. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN