BANYUWANGI, BALIPOST.com – Menjelang akhir tahun, Polres Banyuwangi gencar melakukan razia penyakit masyarakat (pekat). Hasilnya, 45 warga berhasil terjaring dari beberapa tempat hiburan dan rumah kos.
Razia digelar mulai Senin (18/12) malam hingga Selasa (19/12) dini hari. Mereka yang terjaring kebanyakan tidak mengantongi KTP. Ada juga yang menggelar pesta miras.
Razia berawal dari menyasar sebuah hotel di Jalan Brawijaya, Banyuwangi, Senin malam. Hasilnya, 3 pasangan mesum terjaring. Mereka langsung digiring ke Mapolres.
Razia dilanjutkan tempat hiburan. Pertama, tempat karaoke di Jalan Brawijaya. Di tempat ini, 8 pengunjung dan pemandu lagu terjaring, lantaran tak membawa KTP. Seluruhnya diangkut ke atas truk petugas. Sasaran selanjutnya rumah kos di Jalan Agus Salim, Kelurahan Mojopanggung.
Hasilnya, dua wanita penghuni kos dipergoki tak memiliki KTP. Keduanya ikut digiring petugas. Razia berlanjut ke tempat karaoke di Jalan Gajah Mada.
Begitu tiba, petugas langsung menyasar ruangan terbuka karaoke. Hasilnya, 6 pengunjung dipergoki tanpa membawa KTP. Mereka ikut digiring ke Polres.
Penyisiran dilanjutkan ke kawasan rumah kos di belakang mal di Jalan Adi Sucipto. Petugas menemukan empat wanita di dalam kamar yang sedang pesta minuman keras (miras). Keempatnya langsung digelandang. ” Saat kita razia, barang bukti miras masih ada, jadi ikut kita amankan,” kata Kasat Sabhara Polres Banyuwangi AKP Basori Alwi disela memimpin razia.
Tak berhenti di situ, razia menyasar kawasan remang-remang pasar hewan Rogojampi. Di sebuah warung, petugas mendapati 79 botol miras berbagai jenis, termasuk arak Bali.
Pemilik warung ikut diamankan. Razia ini sempat menarik perhatian warga. Petugas kemudian menyisir tempat karaoke di sebuah wisata air. Hasilnya, enam pengunjung kedapatan tak membawa KTP.Seluruhnya diamankan ke Polres. “Ini bagian dari operasi cipta kondisi jelang Natal dan tahun baru. Sasaran kita penyakit masyarakat,” kata AKP Basori Alwi.
Perwira ini menjelaskan razia akan terus berlanjut hingga datangnya tahun baru. Tujuannya, memberikan suasana aman selama perayaan Natal dan pergantian tahun. “Razia akan kita gelar terus. Harapannya, suasana bisa tenang jelang akhir tahun,” pungkas Basori. (Budi Wiriyanto/balipost)