Wisatawan mancanegara asal China disambut kesenian Barongsai setibanya di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (22/1/2023). (BP/Dokumen Antara)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Wisman asal China yang ditunggu-tunggu akhirnya datang kembali per 22 Januari 2023. Namun sejatinya ekspatriat China (dengan paspor China) yang tinggal di berbagai
negara, seperti Australia, telah datang ke Bali sejak dibuka pada Maret 2022 sebanyak 10 ribuan orang. Demikian disampaikan Sekretaris DPD Asita Bali,

Nyoman Subrata saat wawancara Bali Post Talk, Selasa
(24/1). Ia mengatakan, China merupakan wisman yang dinanti-nantikan karena sebelum pandemi COVID-19, wisman China merupakan wisatawan terbanyak yang datang ke Bali, mencapai 1,3 juta orang sebelum pandemi Covid-19.

Selain itu market China juga tidak mengenal musim
liburan, bisa datang sepanjang tahun bahkan puncaknya saat perayaan Hari Raya Imlek. Oleh karena itu pemerintah berkepentingan agar wisman China bisa cepat masuk dengan reguler flight ke Indonesia, khususnya ke Bali.

Baca juga:  Kumulatif Kasus Positif COVID-19 di Bali Kembali Naik

Menurutnya wisman China juga memiliki spending yang
tak kalah besar. Kunjungannya juga mampu
menghidupkan semua lapisan ekonomi masyarakat Bali karena karakternya yang suka bepergian ke tempat yang ada aktivitas wisata seperti swing, rafting, spa, dan berkendara ATV. “Kalau Eropa, Prancis wisatanya jalan, tracking, itu-itu saja. Australia juga sama dengan China, begitu datang langsung aktivitas /adventure, seperti naik kuda, naik gajah, rafting, ATV. Makanya jika ada yang mengatakan China itu murah, salah kaprah, karena saya menghandle wisatawan. Kalau China, aktivitas apapun yang ada di Bali, diambil,” bebernya.

Baca juga:  Sudah Keluar, Hasil Swab 12 Warga Banjar Sayan Baleran

Subrata mengakui wisman China per paket wisata dengan lama tinggal 5 hari 4 malam spending money-nya mencapai USD 500, di luar tiket pesawat. Nantinya untuk paket wisata yang ditawarkan untuk wisman China adalah dengan penambahan lama tinggal agar dapat menawarkan wisata ke Nusa Penida. “Wisatawan China mampu menghidupi semua elemen pariwisata baik hotel, transportasi, tempat wisata, restoran, dll, makanya ini ditunggu-tunggu,” ujarnya.

Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ditemui usai membuka Rakerda PHRI Bali memahami kekhawatiran masyarakat dengan tingginya kasus Covid-19 di China sementara wisman China dibuka ke Bali. Maka dari itu pemerintah menggunakan pola pendekatan dua sisi.

Pemerintah Bali berupaya meyakinkan wisatawan yang ke Bali tidak sakit. Di airport masih biberlakukan skrining suhu badan, sementara masyarakat Bali ditingkatkan daya tahan tubuhnya untuk siap menerima wisatawan.

Baca juga:  Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Realisasi Kredit Baru 5,9 Persen

Untuk itu pada 28 Januari PHRI akan melakukan vaksin massal khususnya untuk pelaku- pelaku pariwisata untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Ia optimis Bali akan mampu mendapatkan kunjungan wisman sesuai target yang ditetapkan yaitu 4,5 juta. Karena
dengan dibuka beberapa penerbangan ke Bali, seperti China akan mendorong tingkat kunjungan.

Selain itu dibutuhkan dukungan pemerintah lusat untuk memberlakukan VOA atau e- visa. “Ini yang menjadi kendala selama ini. Jika ini dibuka kami yakin target 4,5 juta bisa dicapai,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN