Suasana di Desa Adat Kelating saat digelarnya upacara keagamaan. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan juga memiliki potensi wisata pantainya yang indah. Seperti di kawasan Pantai Kelating, Desa Kelating. Tak salah jika kawasan tersebut sejak tahun 2019 sudah dilirik investor untuk membuat wisata terjun payung.

Hanya sampai tahun 2022 ini belum juga terealisasi lantaran masih menunggu izin dari Pemerintah Pusat. Sedangkan untuk segala izin yang dikeluarkan dari Provinsi Bali sudah sepenuhnya rampung.

Dikabarkan, wisata terjun payung ini dibangun di atas lahan seluas 7,5 hektar milik 25 orang warga. Lahan itu akan dijadikan landasan pesawat yang take off maupun landing. Dipilih di Tabanan sesuai dengan koordinasi di Air Navigation (Airnav) Denpasar karena Tabanan tidak terganggu penerbangan lantaran daerahnya jauh dari area pesisir Pulau Bali. Sistem sementara, lahan itu disewakan sesuai dengan kesepakatan pemilik dan investor. Bahkan investor asal Australia ini telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Tabanan.

Baca juga:  Desa Adat Kusamba Nantikan Berdirinya Kawasan PKB

Bendesa Adat Kelating, Dewa Made Maharjaya mengatakan rencana pengembangan kawasan wisata di Kelating yakni wisata terjun payung sudah dipastikan. Hanya saja masih menunggu izin dari pusat. “Untuk izin dari Bali sudah selesai, hanya tinggal izin dari pusat yang masih kami tunggu,” jelasnya.

Termasuk untuk pemilik lahan yang akan dijadikan areal wisata tersebut juga sudah menyetujuinya. Bahkan untuk rencana pengembangan wisata ini sudah ada pertemuan berulang kali dengan pihak investor. “Investor juga sudah membayarkan 5 persen kepada pemilik lahan untuk lahannya yang disewakan. Termasuk audiensi dengan Bupati Tabanan terkait tencana pembangunan wisata ini,” ucapnya.

Baca juga:  Ini, Perbandingan Arus Penumpang Bandara Ngurah Rai di Tengah Pandemi dan 2019

Dia mengakui dibangunnya wisata terjun payung ini sudah di jajaki sejak tahun 2019. Wisata ini dibangun di atas lahan warga yang memang masih produktif untuk menanam padi. Hanya saja ketika musim kering hasilnya tak signifikan. “Lokasi dibangunnya di Banjar Dangin Jalan, sebelah timur Pura Khayangan Puseh,” tegas Maharjaya.

Konsep wisata budaya ini tentunya dinilai akan dapat mendukung program pemerintah dan desa adat untuk dapat penghasilan dari desa dan berimplikasi pada pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten dan penyerapan tenaga kerja. Ke depan wisata yang sudah tergarap ini tentu akan dipadukan dengan seni budaya yang dimiliki di desa Kelating, seperti kesenian Tektekan dan Barong Calonarang, tari Legong lepas dan tari Wayang Wong. Di samping juga seni ukir dan usaha pembuatan banten yang juga digeluti masyarakat setempat. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Pesinggahan Tata “Rest Area” Goa Lawah
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *