SINGARAJA, BALIPOST.com – Cuaca ekstrim beberapa hari terakhir di Kabupaten Buleleng berdampak pada terjadinya banjir bandang di sejumlah tempat. Salah satunya di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, dimana banjir menyebabkan pintu pembagi air (temuku-red) Subak Lobong, rusak.
Akibatnya, pasokan air irigasi yang mengarah ke Subak Lobong terputus total. Sebaliknya, seluruh aliran air irigasi ini tetap mengalir ke wilayah Subak Uma Panji di desa yang sama.
Kelian Subak Lobong Desa Baktiseraga, Jro Made Gelgel, Jumat (10/2) mengatakan, sebelum hujan deras melanda Desa Baktiseraga dan sekitarnya, hujan intensitas tinggi ini menyebabkan pasokan air dari sumber mata air Subak Gede Tiing Tali di Desa Panji, Kecamatan Sukasada bertambah besar. Tak pelak, kondisi menyebabkan bangunan pintu pembagi air tergerus, sehingga bangunanya ambruk.
Menyusul kejadian itu, aliran air yang mengarah ke persawahan Subak Lobong terputus total. Sebaliknya, aliran air pun sepenuhnya mengalir ke areal persawahan di Subak Uma Panji. Selain merusak bangunan pembagi air, banjir bandang ini juga menghanyutkan Pelinggih yang dibangun di lokasi tersebut. “Setelah dihantam banjir bandang semua airnya mengalir ke Subak Uma Panji, yang paling parah di Subak Lobong, di mana airnya putus total dan sampai hari ini irigasi sudah kering,” katanya.
Atas kejadian ini, Kelian Subak Lobong, Made Gelgel mengaku khawatir akan menyebabkan gagal panen sawah yang sekarang sudah ditanami padi. Paslanya, umur padi yang bervariasi antara 30, 20, dan 40 hari sangat membutuhkan pasokan air. Namun karena irigasi terputus, sekitar 17 hektar sawah di desanya itu kini terancam mengalami kekeringan. “Kami tidak bisa berbuat banyak, kalau tidak secepatnya dapat air, padi yang kami tanam itu bisa saja mengalami gagal panen,” tegasnya.
Kelian Subak Lobong Made Gelgel menambahkan, menyusul kerusakan irigasi tersebut pihaknya bersama pengurus Subak Uma Panji akan gotong-royong memperbaiki kerusakan yang terjadi. Namun suaranya hal itu urung dilakukan karena untuk melakukan perbaikan sementara itu memerlukan alat berat, sehingga pengerjaanya bisa lebih cepat.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Baktiseraga. Dari koordinasi itu, dirinya meminta agar pihak pemdes memfasilitasi untuk bisa mendapat bantuan perbaikan darurat dari instansi teknis yang membidangi. “Kami sudah melapor ke Pak Perbekel Desa dan dijanjikan untuk difasilitasi agar bisa dibantu alat berat, sehingga secepatnya kami bisa melakukan perbaikan darurat, sehingga air bisa dialirkan ke sawah milik krama subak kami,” tegasnya. (Mudiarta/Balipost)