Ilustrasi seseorang menerbangkan balon lentera di Tahun Baru. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – China telah menerbangkan balon mata-mata ke lebih dari 40 negara di lima benua. Hal itu dikatakan Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).

Dalam sesi pengarahan pers di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menyebut balon China telah melanggar kedaulatan 40 negara di seluruh dunia. “Ini adalah sebuah program yang telah menjangkau lima benua, 40 negara, dan itu adalah sebuah program yang menerapkan jenis operasi ini ke seluruh dunia,” kata Price dalam laman resmi Deplu AS, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (10/2).

Baca juga:  Ditetapkan Tersangka, Eka Wiryastuti Ditahan KPK

AS menolak mempublikasikan daftar negara yang telah menjadi bagian dari operasi balon China, namun memastikan ada puluhan negara di seluruh dunia yang menjadi sasaran. “Negara-negara ini memiliki kebebasan dalam membahas apa yang telah terjadi, itu pun jika mereka bersedia melakukannya,” kata Price.

AS menegaskan bahwa ketika balon pengintai memasuki wilayah udara suatu negara dengan tujuan mengumpulkan data-data intelijen maka itu dapat dikategorikan sebagai tindakan melanggar kedaulatan. “Bagi kami, sangat jelas ini pelanggaran terhadap kedaulatan negara kami, tetapi operasi ini tidak hanya menargetkan Amerika Serikat.”

Baca juga:  Akhir April 2023, Delapan Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau

AS pada awal pekan ini menggelar pertemuan di Washington dan Beijing bersama diplomat asing dari 40 negara untuk membahas insiden balon mata-mata China yang memasuki wilayah udara AS akhir Januari.

Pengarahan disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman kepada hampir 150 diplomat asing dari 40 kedutaan, sementara di Beijing, Kedutaan Besar AS juga mengumpulkan diplomat asing untuk mempresentasikan temuan AS tentang balon tersebut.

Baca juga:  Parkir Liar di Ubud, Mobil Hitam Diderek Petugas Gabungan

Dalam pengarahan di Beijing, AS menyampaikan informasi yang menunjukkan bahwa balon itu yang terbang di atas lokasi militer AS, bukanlah balon penelitian cuaca seperti yang dikatakan China, tetapi sebuah wahana udara untuk kegiatan spionase. Washington mengatakan balon itu dikendalikan oleh militer China, Tentara Pembebasan Rakyat. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *