JAKARTA, BALIPOST.com – Nilai impor Indonesia pada Januari 2023 mencapai 18,44 miliar dolar AS, turun 7,15 persen dibandingkan Desember 2022 sebesar 19,94 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan nilai impor ini naik 1,27 persen dibandingkan Januari 2022 sebesar 18,2 miliar dolar AS. Impor migas Januari 2023 senilai 2,91 miliar, turun 9,21 persen dibandingkan Desember 2022 atau naik 30,36 persen dibandingkan Januari 2022.
“Impor nonmigas Januari 2023 senilai 15,54 miliar dolar AS, turun 6,75 persen dibandingkan Desember 2022 atau turun 2,78 persen dibandingkan Januari 2022,” ujar Habibullah dalam jumpa pers Rilis Statistik di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (15/2).
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya 434,0 juta dolar AS atau 14,95 persen. Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya 215,6 juta dolar AS atau 10,18 persen.
BPS mencatat tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2023 adalah Tiongkok sebesar 5,32 miliar dolar AS atau 34,24 persen, Jepang mencapai 1,36 miliar dolar AS atau 8,76 persen, dan Thailand 0,90 miliar dolar AS atau 5,76 persen.
Sementara impor nonmigas dari ASEAN sebesar 2,51 miliar dolar AS atau 16,13 persen dan Uni Eropa 1,14 miliar dolar AS atau 7,33 persen. “Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari 2023 terhadap bulan yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal 158,5 juta dolar AS atau 5,66 persen), bahan baku/penolong 56,3 juta dolar AS atau 0,41 persen, dan barang konsumsi 17,1 juta dolar AS atau 1,09 persen,” kata Habibullah.
Neraca perdagangan Indonesia Januari 2023 mengalami surplus 3,87 miliar dolar AS terutama berasal dari sektor nonmigas 5,29 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,42 miliar dolar AS. (Kmb/Balipost)