DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster, telah memantapkan diri maju 2 periode menjadi Gubernur Bali bersama Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) pada Pilkada Serentak 2024. Bahkan, berbagai dukungan dari berbagai elemen masyarakat telah mendukung pasangan Koster-Ace 2 periode.
Kendati demikian, selaku Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Gubernur Koster, sampai saat ini masih menunggu keputusan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Apakah dirinya bersama Wagub Cok Ace diberi kesempatan maju 2 periode sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Hal ini diungkap Gubernur Koster seusai Tatap Muka Dengan Masyarakat Kota Denpasar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Selasa (21/2).
Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan bahwa maju 2 periode bukan hanya soal menang untuk Pilgub 2024. Melainkan yang terpenting adalah mendapat mandat atau tugas dari Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarniputri. Ia pun menegaskan, apabila diberi mandat, akan tetap berpasangan dengan Wagub Cok Ace. “Iya (maju bersama Wagub, Cok Ace,red) masak pisah,” ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster mengungkapkan bahwa selama 4,5 tahun bersama Cok Ace belum pernah terjadi perselisihan. Bahkan belum pernah ada rasa tidak enak perasaan satu sama lain. Selama memimpin Bali selalu kompak dan akur dalam menjalankan tugas masing-masing. Bahkan, saling mensuport demi mencapai tujuan yang telah dituangkan dalam visi pembangunan Bali, yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. “Sekarang saya turun bareng (Wagub Cok Ace, red) terus, karena sebagai pasangan mulainya bersama dan berakhir bersama dengan kompak. Astungkara sudah 4,5 tahun berjalan bersama sedikit pun belum ada hal yang berbeda,” ujar Gubernur Koster.
Atas kekompakannya selaku Gubernur dan Wakil Gubernur memimpin Bali, Wayan Koster berpesan kepada kepala daerah bersama Wakilnya di Bali agar selalu kompak dan beriringan menjalankan tugas. Tidak perlu ribut yang menyebabkan kesan tidak enak di tengah masyarakat. Pekerjaan sebagai kepala daerah mestinya harus dikelola dengan manajemen yang baik. “Sebagai pemimpin, pekerjaan harus dikelola dengan manajemen yang baik, tidak perlu ribut, apa yang diributkan? Kan masing-masing sudah ada tugasnya. Maksud saya nanti Pak Wakil begitu juga dengan Wali Kota jangan melampaui pimpinanya,” pungkasnya. (kmb/balipost)