I Made Kertanegara. (BP/Istimewa)

Oleh  I Made Kertanegara

Sekolah kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga formal memberi peluang yang sangat besar bagi generasi muda untuk bisa memiliki life skill di bidangnya masing-masing. Dengan adanya kebijakan Inpres Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK adalah dalam rangka peningkatan kualitas dan  daya saing sumber daya Indonesia.

Di samping itu pendidikan SMK memiliki tujuan agar tamatannya bisa bekerja, melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi ataupun menjadi wirausaha-wirausaha muda. Kenyataan di lapangan bahwa angkatan kerja semakin tinggi dan persaingan lapangan kerja semakin ketat. Dengan adanya hal ini menimbulkan tidak semua angkatan kerja tertampung di dunia kerja.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS bahwa pengangguran angkatan kerja hampir didominasi oleh angkatan kerja yang terdidik. Dapat dijelaskan, tingkat pengangguran terbuka untuk kelompok berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan paling tinggi di antara lulusan pendidikan yang lain yaitu 9,27 persen, diikuti Sekolah Menengah Atas (7,03 persen) serta diploma I/II/II 6,35 persen. Untuk tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan SD hanya mencapai 3,54 persen atau paling kecil dibandingkan lulusan lainnya. Hal itu terjadi karena masyarakat berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja.

The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) adalah sebuah lembaga antar pemerintah yang mencakup wilayah regional Asia Tenggara dan didirikan pada tahun 1965 atas kesepakatan antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Sebagai sebuah organisasi yang terus berupaya meningkatkan kemampuan sumber daya dan mengeksplor potensi tertinggi masyarakat regional, SEAMEO melakukan berbagai program dan projek yang ditujukan bagi pengembangan kapasitas manusia di Asia Tenggara.

Baca juga:  Bertambah, 1.065 Penganggur Pada Februari 2020

Selain itu juga demi menciptakan kehidupan yang lebih berkualitas, akses terhadap pendidikan yang sama rata, edukasi pendidikan yang bersifat preventif, kebudayaan dan tradisi, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, pengentasan kemiskinan, pertanian dan sumber daya alam. Pembuat kebijakan tertinggi pada organisasi ini adalah SEAMEO Council, yang merupakan menteri pendidikan dari 11 negara Asia Tenggara; Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, Timor Leste, Vietnam. The SEAMEO Secretariat berlokasi di Bangkok, Thailand.

SEAMEO memiliki Visi untuk menjadi organisasi terkemuka untuk meningkatkan pemahaman regional dan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk kualitas hidup yang lebih baik di Asia Tenggara. Misi SEAMEO adalah untuk meningkatkan kesepahaman regional, kerjasama dan kesatuan tujuan antara Negara Anggota untuk kualitas hidup yang lebih baik melalui pembentukan jaringan dan kemitraan, penyediaan forum antara pembuat kebijakan dan para ahli, dan promosi pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan. Motto SEAMEO adalah “Leading through Learning”.

Salah satu Program kerjasama SEAMEO dengan Direktorat PSMK Dirjen Vokasi Kemdikbud adalah program bagi SMK yaitu SMK Pencetak Wirausaha (SPW). Program ini adalah integrasi mata pelajaran (1) Simulasi Komunikasi Digital/Simdig  (2) Mata Pelajaran  Produk Kreatif dan Kewirausahaan PKWU (3) Tujuan dari program ini adalah mencetak jumlah siswa untuk menjadi wirausahawan per semester. Penerapan SPW ini adalah untuk mengintegrasikan kurikulum SMK yaitu dengan STEM (Science Technology Enginering Matematic) untuk jenjang pendidikan khususnya bagi SMK. Persiapan karakter wirausahan ini akan membentuk daya juang, membawa wawasan global, pembentukan karakter berani mengambil risiko/take a risk, pengenalan karakter disipilin dan bertanggung jawab. Manfaatnya kreativitas kemampuan berkomunikasi dan berkomitmen, bekal untuk memasuki era persaingan lokal/regional/global, mengembangkan wirausahawan baru, membangun network antarjaringan usahawan sekolah.

Baca juga:  Peralihan Pengelolaan SMA dan SMK, Tunggu Kesiapan SDM Provinsi

Direktorat PSMK bersama SEAMEO Secretariat akan memfasilitasi sinergi dengan dunia usaha dunia industri, memfasilitasi sinergi dengan Dinas Pendidikan sebagai model pembelajaran, memfasilitasi web/blog sebagai aktivitas utama, memfasilitasi jejaring video converence secara periodik, menyiapkan secretariat bersama di PSMK dan SEAMEO Center terkait, mengevaluasi kegiatan. Hal yang perlu dipersiapkan oleh sekolah sebagai  SPW adalah menyiapkan guru pembimbing kewirausahaan, membentuk pokja dengan surat keputusan tentang tim pembimbing dan jumlah siswa yang tergabung dalam program SPW agar alokasi waktu 20 jam perminggu fokus menjalankan bisnis usahanya di lengkapi dengan fasilitas video converence. Pada penerapannya di masing-masing satuan pendidikan (SMK) untuk kompetensi dasar bagi guru pembimbing dan siswa meliputi bimbingan secara on line , penjualan secara on line (misalnya Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, Yukbisnis). Pemanfaatan barcode untuk transaksi berjualan (menggunakan Bank pay dan lain-lain dalam proses), Pembelajaran menggunakan barcode (berdasarkan persiapan sistem pembayaran di daerah yaitu jual beli barang/buah/produk lokal, menggunakan barcode, belajar transaksi menggunakan barcode, masing-masing siswa harus memiliki blog untuk laporan mingguan.

Baca juga:  Mendesain Sekolah Ruang Pembenihan Berkualitas

Untuk pembimbing memiliki kewajiban mendorong/menyemangati siswa tetap pada jalur bisnis, menerima laporan siswa setiap tanggal 25-30 setiap bulan, presentasi ke komite gabungan setiap tanggal 27-29 setiap bulan. Sedangkan kepada siswa yang tergabung dalam kelompok SPW adalah memiliki produk sendiri atau reseller, memiliki blog laporan transaksi & rupiah/bulan, memiliki waktu minimal 20 jam/minggu untuk menjalankan bisnisnya, harus lapor per minggu di blog & lapor pembimbing/guru pembina. Untuk saat ini sudah ada beberapa bidang produk yang ditawarkan untuk SPW sedang dikembangkan di berbagai bidang  yaitu kuliner seperti kantin, kuliner Jepang, kuliner Indonesia atau yang lain, bidang bahasa seperti bahasa Inggris melalui English Story Telling, bahasa Jepang, bahasa China, bahasa Korea. Bidang Industri kreatif atau IT, Coding, industri, seperti Augmented Reality, Edu game, 2D Animation, 3D Visualisation, 3D Printing for Rapid Prototyping, Freelance Graphic Designing. Bidang perikanan peternakan dan pertanian seperti buah tanpa musim, Jamur Tiram, Ada juga bidang pariwisata, Hospitality.

Penulis, Guru Produktif SMK Negeri 1 Denpasar

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *