Putra pertama Raja Denpasar IX, A A N A Wira Bima Wikrama bersama I B Gede Pidada berbincang-bincang terkait pelebon Raja Denpasar IX, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan di Puri Agung Denpasar, Selasa (28/2). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lebar pada Minggu (19/2). Kini semeton Puri Agung Denpasar (Satria) akan mempersiapkan puncak palebonnya. Rencananya, puncak palebon Ida Tjokorda akan dilakukan pada Rabu, 21 Juni 2023.

Sedangkan sebelum puncak palebon, akan dilakukan malelet pada 6 Maret. Hal ini diungkapkan putra pertama Ida Tjokorda, A.A.Ngurah Agung Wira Bima Wikrama ditemui di kediamannya, Selasa (28/2).

Upacara palebon untuk Ida Tjokorda ini akan mengambil tingkatan yang utama. Mengingat, Ida Tjokorda selain sudah mendwijati, juga abhiseka ratu (raja). Upacara palebon ini dengan nama Sawa Ngasti Wedana.

Sebelum upacara puncak, dilalui dengan berbagai prosesi ngalelet atau memandikan jenazah digelar pada 6 Maret 2023 ini.  Terkait persiapan palebon ini, pihaknya sudah tangkil ke beberapa griya yang merupakan nabe dari Ida Tjokorda seperti di Griya Aan Klungkung, Griya Munggu Badung, hingga Griya Bodha.

Baca juga:  Dirujuk ke RS Karena Cidera Kepala Berat, Ternyata Terkonfirmasi Positif COVID-19

“Sudah disepakati terkait malelet pada 6 Maret 2023 langsung munggah tumpang salu. Selanjutnya tanggal 21 Juni 2023 digelar palebon di Setra Badung,” katanya.

Sementara itu, hingga 21 Juni, setiap Purnama dan Tilem digelar persembahan tarpana saji. “Untuk tingkatan upacara adalah utama. Untuk pamereman (bade) menggunakan tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga untuk lembu menggunakan lembu putih,” katanya.

Dikatakan, rangkaian upacara ini akan menggunakan sejumlah sulinggih. “Saat ini sudah ada enam sulinggih yang akan muput. Namun, terkait dengan panjangnya proses upacara, maka dipastikan akan bertambah jumlah sulinggih yang muput,” ujar mantan anggota DPRD Denpasar ini.

Baca juga:  Gempa Berulangkali, Tembok Taman Kota Chandra Bhuana Ambrol

Terkait dengan puncak palebon, prosesi layon naik ke pamereman (bade) akan dilakukan di depan Jaya Shaba, sama seperti prosesi palebon permaisuri Ida Tjokorda lima tahun lalu.

Sementara itu, pangarajeg karya Ida Bagus Gede Pidada mengatakan, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan sudah menjalankan dwijati layaknya ida sulinggih. Sehingga upacara yang digelar menggunakan tingkatan utama dan bernama Sawa Ngasti Wedana.

“Ida Cokorda melaksanakan dwijati sehingga statusnya sama dengan Ida Sulinggih. Ngadeg dua kali yakni saat ngalelet dan saat akan puncak upacara. Sehingga Nyatur Lebah,” katanya.

Baca juga:  Majukan Budaya Bali, Gubernur Koster Ajak Yowana Terus Berinovasi

Dimana sehari sebelum puncak upacara palebon jenazah Ida Tjokorda akan dimandikan kembali, busananya diganti dan kemudian munggah panca datu. “Menggunakan bedusa, seperti zaman batu ada namanya sarkopagus, di sini menggunakan sarkopah. Ini adalah tempat tidur beliau saat akan dipalebon,” katanya.

Selain itu, 5 hari sebelum pelaksanaan palebon akan terus dilakukan tarpana saji setiap hari yang dipimpin oleh Ida Sulinggih. Setelah pembakaran jenazah di Setra Badung kemudian akan dilanjutkan dengan nganyud atau melarung abu ke pantai.

Seperti diberitakan sebelumnya, Raja Denpasar IX, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berpulang Minggu (19/2) dini hari. Beliau berpulang saat menjalani perawatan di RSUP. Prof Ngoerah. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN