Pemilik Susi Air Susi Pudjiastuti menyampaikan keterangan terkait pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens saat konferensi pers di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). (BP/Ant)

 

JAKARTA, BALIPOSTA.com – Rumor pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens, merupakan bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) ditepis oleh pendiri sekaligus pemilik maskapai penerbangan Susi Air, Susi Pudjiastuti.

“Itu sangat tidak benar, yang mengatakan Philip bersama dengan OPM atau apa, itu tidak,” kata Susi saat konferensi pers di SA Residence, Jakarta Timur, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (3/1).

Susi mengenal baik sosok Philip sejak lama. Dia pun menganggap Philip adalah salah satu pilot terbaik yang dimiliki Susi Air. Philip sebelumnya pernah bekerja di Susi Air pada tahun 2012.

Baca juga:  Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Empat Bandara di NTT Tak Beroperasi

“Saya ingat karena sebelum dia resign dari Susi Air (pada) 2015, (dia) adalah salah satu pilot terbaik Susi Air,” tambahnya.

Philip kemudian mengundurkan diri dari Susi Air pada 2015 dan berpindah ke maskapai lain. Hingga, akhirnya Philip kembali bergabung dengan Susi Air pada masa pandemi COVID-19.

“Saya kenal pribadi dengan keluarga istrinya, Phil kerja sama saya dari tahun, hampir 10 tahun, kan dia bekerja dari tahun 2012 sampai dengan 2015, kemudian keluar, kemudian kembali tahun 2020,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Singapore Airlines Buka Kembali Rute ke Bali hingga Laklak Biu Men Bayu

Mantan menteri Kelautan dan Perikanan itu juga menyebut kedekatan antara dirinya dengan Philip terjalin karena ia mengenal istri Philip yang pernah bekerja di perusahaan perikanan miliknya. “Dia menikah dengan orang Pangandaran. Dulu itu, istrinya juga bekerja di perusahaan perikanan saya, zaman berapa puluh tahun yang lalu. Jadi, (kami) sangat dekat dan anaknya sangat baik,” tuturnya.

Susi mengatakan hingga kini dirinya mendapatkan informasi terkait keberadaan Philip dari berita resmi yang diberikan Pemerintah melalui TNI dan Polri, karena susahnya medan dan keterbatasan jalur komunikasi di wilayah Papua yang menjadi lokasi penyanderaan Philip. “Dan kita hanya menunggu tentu dari upaya-upaya yang terus dilakukan pemerintah daerah dan juga terus melakukan soft approach TNI-Polri,” ucapnya.

Baca juga:  Inisiatif Transformasi Digital BRI Mampu Tingkatkan Inklusi Keuangan Indonesia

Dia berharap Philip Mark Mehrtens segera dibebaskan dari penyanderaan tanpa syarat setelah 22 hari berada di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. “Kita tetap berharap dan berdoa pilot kita bahwa akhirnya pilot kita, captain Philip bisa dibebaskan tanpa syarat, kalau bisa,” ujarnya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *