Sejumlah penumpang membawa barang bawaan di Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Kedatangan wisatawan berdasarkan catatan kedatangan lalu lintas udara memang mengalami peningkatan. Namun rupanya hal itu tidak diiringi dengan peningkatan okupansi hotel dan usaha turunannya yaitu tempat rekreasi.

“Memang itu sudah naik. Tapi tidak sesignifikan traffic di airport,” kata Inda Trimafo Yudha, Ketua Perhimpunan Pengusaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Provinsi Bali, Rabu (27/12).

Kondisi ini pun menjadi pertanyaan di kalangan pelaku usaha pariwisata. Mereka memprediksi wisatawan yang datang hanya menjadikan Bali sebagai daerah transit ke daerah lainnya. Misalnya ke Komodo, Lombok, Labuan Bajo. Ada juga kemungkinan karakter tamu yang berbeda dari sisi kemampuan membeli.

“Tanggal 23, saya tanya ITDC, isinya (okupansi) sekitar 40 persen. Sementara traffic di airport yang domestik justru meningkat dibanding tahun lalu. Kalau traffic di Internasional kurang lebih sama. Nah itu kita harus introspeksi kembali, harus direview, harus diriset datanya, kemanakah aktivitas tamu-tamu ini?” tanyanya.

Baca juga:  Diluncurkan, Buku Panduan Wisata ke Bali untuk Wisatawan Tiongkok

Padahal di tahun-tahun sebelumnya, satu minggu sebelum Natal, bookingan sudah penuh. Dari November hingga seminggu sebelum Natal memang sepi. Namun yang terjadi saat ini aktivitas hotel dan hunian hotel belum merata.

Kondisi pariwisata saat ini yang telah pulih diakui telah mampu menutupi operasional usahanya. Namun pihaknya khawatir jika terjadi gejolak kembali. PR pertama yang harus dilakukan adalah mitigasi jika bandara tutup. “Akibat dari tutupnya airport yang pertama, kita menjadi lebih aware, membahas, mengulas mitigasi plan secara teknis,” tandasnya.

Baca juga:  Dua Pekan, 81 Penerbangan Ke dan Dari Tiongkok Batal

Pihaknya berharap, jika bandara tutup tidak akan memberikan trauma bagi tamu. Jika kejadian sebelumnya terulang kembali, pihaknya lebih siap menangani tamu-tamu. Ada beberapa pilihan mitigasi yang direncanakan yaitu menyediakan transportasi penyebrangan laut. Pemerintah Kabupaten Badung pun telah mendukung dengan memberikan dukungan dana untuk mitigasi ke depan.

Transportasi yang disediakan juga dari angkatan laut atas permintaan pemerintah. Transportasi laut dengan kapasitas 2.000 itu, siap mengantarkan tamu ke Surabaya.

Penutupan bandara belum lama ini membuat kalangan pengusaha pariwisata juga memakai dana cadangan untuk menutupi biaya operasionalnya. “Norokin iya. Biaya operasional yang kita pakai sekarang adalah tabungan di masa lalu. Dan tidak semua pengusaha punya tabungan. Karena kita pengusaha yang juga spekulan dan dalam satu sisi harus berinovasi. Jadi kita sudah terlanjur merefresh atau meremajakan properti,” jelasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Buka Bali Designpreneur Fashion Show 2022

Manager Taman Ujung Karangasem, Ida Made Alit ditemui di Denpasar menuturkan, sejak bandara ditutup, pihaknya mengalami penurunan kunjungan hingga 60 persen. Penurunannya terhitung dari sisi nilai hanya mencapai Rp 3 juta per hari dengan tingkat kunjungan 30-40 orang per hari. Padahal biasanya pendapatan dari Taman Ujung mencapai Rp 15 juta – Rp 20 juta per hari.

Namun sejak 23 Desember, kunjungan mulai meningkat. Tamu domestik yang datang kini mencapai 200 dan asing 50-60 orang. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *