Sosialisas kegiatan IFCA di Denpasar, Jumat (17/3). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan kondisi industri kecil dan menengah nasional pada Februari 2023 mengalami peningkatan meski ada isu resesi global. Ia memaparkan terjadi peningkatan indeks pesanan baru dari 51,14 menjadi 52,81, dan indeks produksi juga meningkat dari 50,35 menjadi 51,37.

“Pesanan domestik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi indeks variable pesanan baru. Ini sejalan dengan prediksi yang menyatakan bahwa Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh dengan resesi global karena faktor pasar domestik,” ujarnya.

Untuk meningkatkan resiliensi pelaku IKM, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan (IAKSK) Kementerian Perindustrian, Ni Nyoman Ambareny menyebutkan upaya yang dilakukan salah satunya dengan inkubator bisnis. Pendekatan untuk ini dilakukan dengan metode klasikal dan pendampingan yang bertujuan menumbuhkembangkan wirausaha muda kreatif di bidang fesyen dan kriya sehingga bisa naik kelas.

Baca juga:  Libur Lebaran, Kenaikan Trafik Data di Bali Diprediksi Mulai H+1

Menurutnya, inkubator bisnis telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis, seperti berhasil meningkatkan kapasitas produksinya, meningkatkan omzet dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau bahkan dari skala kecil ke skala menengah. Selain itu, beberapa alumni juga berhasil mencetak prestasi dalam event penghargaan, berpartisipasi pada pameran internasional, dan mendapatkan pendanaan dari investor.

Selain inkubator bisnis, lanjutnya, ajang kompetisi juga dapat menemukan pengusaha-pengusaha muda yang kreatif, seperti Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA). “IFCA merupakan satu-satunya kompetisi desain di bidang fesyen dan kriya yang mengangkat tema sustainability, dan bukan hanya berkompetisi namun para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan coaching dari para praktisi fesyen dan kriya dan juga praktisi bisnis, branding, penggiat ekonomi kreatif serta fasilitasi pembuatan prototype dan mitra perajin lokal,” jelasnya, Jumat (17/3).

Baca juga:  Bali "Showroom" Produk Wirausaha Nasional

Pada 2022 lalu, kompetisi itu berhasil melahirkan enam desainer muda. Salah satunya, Dewa Ayu Kade Paramahamsa Satya Devi dengan produk “Sepatu Bercerita Series 1.” Produk sepatu ini memanfaatkan kembali limbah serta bahan yang bersifat alami, sehingga bersifat ramah lingkungan.

Sementara itu, Fungsional Perencana Ahli Madya Direktorat IAKSK, Antasari Putra, menyebutkan di awal pandemi, pihaknya berupaya untuk memberi tips kepada UMKM dan IKM dalam menghadapi pandemi. “Jadi mulai dari mengatur keuangan, mengatur cashflow kemudian bagaimana shifting, beralih dari offline ke digital, bagaimana strateginya. Caranya kami melakukannya melalui webinar-webinar online,” ujarnya.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Bali Lampaui 1.400 Orang, Pencegahan Masih Kurang Efektif

Menurut Antasari, produk industri kreatif nasional memiliki keunggulan dari sisi kualitas dan kedekatan dengan konsumen. “Selain itu banyak brand (merek, red) asing yang kualitasnya bagus itu diproduksi di Indonesia. Jadi, dari sisi kualitas kita tidak kalah. Di sini, kami membantu agar mereka merapikan fondasi bisnisnya kemudian membangun tim agar tidak semua dikerjakan sendiri,” sebutnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN