SINGARAJA, BALIPOST.com – Tahun baru identik dengan pegelaran pesta dan kegiatan hiburan. Di Buleleng setiap tahun baru sebagian besar warga menggelar pesta dengan menggelar acara masak bersama keluarga dan kerabat.

Warga banyak mengolah ikan laut sebagai salah satu menu pesta untuk menyambut tahun baru. Pantauan Bali Post di lapangan Minggu (31/12), puluhan pedagang menjajagakan ikan segar di pinggir jalan Singaraja – Seririt.

Pembeli mulai ramai berdatangan dari pagi sampai sore hari. Permintaan ikan mulai meningkat dibandingkan hari biasanya. Situasi ini bersamaan dengan musim cuaca buruk, sehingga persedian ikan segar mulai berkurang.

Salah seorang pedagang Kadek Sri (43), asal Desa Anturan, Kecamatan Buleleng menuturkan, permintaan menjelang pesta tahun baru terus meningkat. Kalau hari biasa, dirinya hanya mendapat hasil berdagang Rp 300.000, namun saat jelang pergantian tahun penghasilannya naik hingga Rp 1,5 juta.

Baca juga:  Presiden Jokowi Tiba di Buleleng, Warga Penerima Sertifikat Berebutan Salaman

Meski penghasilannya meningat, namun dibandingkan perayaan tahun lalu justru permintaan ikan tahun ini mengalami penurunan. Ini karena lesunya perekonomian akibat erupsi Gunung Agung. “Mulai dua hari sebelum perayaan tahun baru sudah ramai dan biasanya smapai dua hari setelah tahun baru masih ramai, katanya. Cuma, kalau tahun lalu jauh lebih ramai dibandingkan sekarang,” katanya.

Sri menambahkan, stok ikan tidak sebanyak bulan sebelumnya. Ini karena bulan ini emmauski mucim cuaca buruk, sehingga tangkapan nelayan turun. Stok yang terbatas itu otomatis memicu kenaikan harga ikan segar di penghujung tahun.

Baca juga:  Bali Usul Cabut VoA Rusia dan Ukraina, Dispar Optimis Kunjungan Tak Terimbas

Salah seorang pembeli Gus Eka (24) asal Kelurahan Liligundi, Singaraja mengatakan, ikan segar dipilih sebagai menu pesta yang digelar bersama keluarga untuk menyambut tahun baru. Dia mengaku menu ikan bakar, sup, dan olahan lain sangat cocok dihidangkan menyambut tahun baru.

Terkait harga yang melonjak, Eka mengaku tidak mempermasalahkan harga. “Yang penting ikannya segar, harga mahal tak masalah apalagi sekarang cuaca buruk, ikan sedikit ada, ya keluar biaya lebih yang penting bisa menyambut tahun baru,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Rendetin Jaga Kelestarian Seni Sakral

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *