TABANAN, BALIPOST.com – Pada tahun ini direncanakan hanya akan ada empat sekolah menengah pertama negeri (SMP) dan delapan Sekolah Dasar (SD) di Tabanan yang mendapatkan bantuan perbaikan sarana dan prasarana, karena terbentur dana. Perbaikan hanya menggantungkan dana dari pemerintah pusat, dan prioritas terhadap sekolah dengan kerusakan berat.
Dinas Pendidikan Tabanan mendapatkan kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat sebesar Rp 4 miliar untuk rehab sekolah. Nilai bantuan ini menurun 50 persen jika dibandingkan dengan bantuan DAK tahun 2016 yang mencapai Rp 8 miliar lebih. “Tahun ini DAK pusat kita dapat sekitar Rp 4 miliar, sebenarnya dari anggaran daerah juga ada dalam bentuk Program Infrastruktur Kabupaten, kalau tidak salah anggaran yang disiapkan mendekati Rp 8 miliar di tahun 2018 ini, hanya saja ini diperuntukkan untuk perbaikan SD saja dan harus mengajukan usulan dari bawah lewat musrenbangcam, yang kemudian diproses. Nilai bantuannya pun bervariasi sesuai usulan,” terang Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, Gede Susila, didampingi Kasubag perencanaan dan pelaporan, Dewa Putu Kertawijaya, Selasa (2/1).
Untuk empat SMP dan delapan SD yang akan dilakukan perbaikan di tahun 2018, lanjut Susila, bersumber dari DAK. Dengan rincian kurang lebih Rp 1,29 miliar untuk jenjang SD dan Rp 2,7 miliar untuk SMP.
Namun dikatakannya dari total DAK yang digelontorkan pusat, tidak seluruhnya dimanfaatkan untuk perbaikan ruang kelas sekolah atau bangunan fisik. Sebagian juga dimanfaatkan untuk peningkatan mutu seperti pembelian buku, laboratorium ataupun alat peraga laboratorium. “Misalnya saja seperti SD dari total Rp 2,7 miliar DAK yang didapat, untuk bangunan fisik sebesar Rp 2,2 miliar, dan Rp 500 juta untuk peningkatan mutu, begitupula untuk SMP,” ucap Susila.
Lanjut dikatakannya, pengelolaan DAK ini bersifat swakelola, artinya sekolah atau calon penerima bantuan yang mengelola dananya untuk rehab ruang kelas.
Di sisi lain, mantan Sekretaris DPRD Tabanan ini mengakui memang tahun ini nominal DAK menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, dan ini terjadi hampir diseluruh daerah di Indonesia bukan hanya di Kabupaten Tabanan saja. “Penurunan hampir 50 persen, tahun lalu kita dapat DAK sekitar Rp 8 Miliar untuk rehab gedung SD dan SMP. Karena dana menurun, jumlah ruang atau sekolah penerima bantuan juga menurun,” ucapnya.
Dari data dinas pendidikan, penerima bantuan rehab untuk delapan SD tersebar di sejumlah kecamatan, dan tentunya dengan melihat skala prioritas rusak berat. Sementara untuk empat SMP negeri penerima bantuan DAK tahun ini yakni rehab ruang SMPN 2 Kerambitan nilainya Rp 250 juta, SMPN 2 Pupuan rehab ruang kelas nilainya juga Rp 250 juta, SMPN 3 Pupuan nilainya Rp 200 juta dan SMPN 1 Baturiti rehab ruang nilainya Rp 597 juta. (Puspawati/balipost)