BANGLI, BALIPOST.com – Jalan menuju Pura Tampurhyang yang ada di kaki Gunung Batur, Kintamani kondisinya rusak berat. Sudah belasan tahun jalan itu tak pernah diperbaiki. Warga pun sangat berharap jalan tersebut segera mendapat perbaikan dari pemerintah.
Jero Saba, pengempon Pura Tampurhyang mengungkapkan kondisi jalan menuju Pura Tampurhyang rusak berat dan sangat tidak nyaman dilalui kendaraan. Aspalnya sudah banyak berlubang dan mengelupas. “Terakhir kali jalan itu diaspal belasan tahun lalu,” ungkapnya, Selasa (11/4).
Selama ini jalan tersebut banyak dilalui masyarakat. Terutama ketika berlangsungnya upacara pujawali di Pura Tampurhyang. Pura Tampurhyang adalah pura pusat kawitan mahagotra catur sanak. Saat pujawali, pemedek yang tangkil ke pura Tampurhyang tidak saja dari Bangli tapi dari seluruh Bali.
Selain akses menuju Pura Tampurhyang, jalan itu juga merupakan jalur pariwisata pendakian dan akses ke lahan pertanian.
Jero Saba mengatakan pada Selasa (11/4) penglingsir Pura Tampurhyang melakukan audensi dengan Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta. Dalam audensi itu, disampaikan harapan agar akses jalan menuju Pura Tampurhyang dapat segera diperbaiki dan diperlebar.
Dikatakan Jero Saba bahwa tiga bulan lagi akan berlangsung karya pujawali di Pura Tampurhyang. Pihaknya berharap jika memungkinkan perbaikan dan pelebaran jalan bisa dilakukan pemerintah sebelum karya pujawali berlangsung. “Tadi bapak bupati berkomitmen akan melakukan perbaikan dan pelebaran akses jalan tersebut,” kata pria asal Desa Songan itu.
Sementara itu Kabid Bina Marga Dinas PUPRPerkim Kabupaten Bangli I Wayan Lega dikonfirmasi belum bisa memastikan kapan perbaikan jalan tersebut. Hanya saja untuk penambalan, kemungkinan akan dilakukan dalam waktu dekat sebelum berlangsungnya karya.
Dikatakan untuk memperbaiki jalan, ada prosesnya. Harus ada perencanaan terlebih dahulu, kemudian dianggarkan dan ditenderkan. “Semua ada prosesnya,” katanya. Sementara ini kegiatan perbaikan jalan tersebut belum ada di DPA.
Disebutkan jalan menuju Pura Tampurhyang itu panjangnya mencapai 1,5 km. Panjang yang rusak, kata Lega belum terdata. Jalan tersebut statusnya masuk sebagai jalan kabupaten. (Dayu Swasrina/balipost)