SINGAPURA, BALIPOST.com – Jumlah kasus COVID-19 di Singapura kembali mengalami kenaikan dalam beberapa minggu terakhir. Data yang dikutip dari channelnewsasia.com menyebutkan kenaikan kasusnya merupakan yang tertinggi di tahun ini yang baru berlangsung hampir 4 bulan.
Di minggu terakhir bulan Maret, Singapura mencatat kasus sebanyak 28.410 orang. Angka ini hampir dua kali lipat dari seminggu sebelumnya yang mencapai 14.467 orang.
Kementarian Kesehatan Singapura menyatakan kasus COVID-19 ini kebanyakan merupakan subvarian XBB, termasuk XBB.1.5, XBB.1.9, dan XBB.1.16. Namun, disebutkan tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan terjadinya keparahan dalam kasus yang terjadi.
Meski jumlah pasien terjangkit COVID-19 yang masuk rumah sakit mengalami peningkatan dalam beberapa minggu belakangan, pasien yang masuk ke ICU menurun.
“Kami memperkirakan akan ada peningkatan infeksi COVID-19 dari waktu ke waktu, sama dengan penyakit pernafasan yang sifatnya endemi, seperti influenza,” demikian pernyataan Kemenkes Singapura.
Jakarta Juga Meningkat
Sementara itu, peningkatan kasus juga terjadi di Jakarta. Dikutip dari Kantor Berita Antara, tren peningkatan kasus COVID-19 di Jakarta terjadi dalam kurun sebulan terakhir, meski secara umum situasi kasus dipastikan masih terkendali.
“Situasi sangat terkendali di Jakarta, karena walau tren kasus COVID-19 di Jakarta sedang naik dalam sebulan terakhir, tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan rumah sakit,” ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama.
Ngabila mengatakan kenaikan kasus saat ini belum dapat dibuktikan secara epidemiolog sebagai efek dari varian baru Arcturus yang kini sedang menjangkit di India. “Arcturus belum ditemukan di Jakarta. Kami akan perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) dan swasta,” ujarnya.
Ngabila mengimbau masyarakat untuk tidak panik, apa pun varian yang muncul di Jakarta. “Perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi. Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker, terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit,” katanya.
Untuk di Bali, berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Provinsi Bali per 3-9 April, tidak terjadi kenaikan kasus signifikan. Rata-rata per hari kasusnya hanya bertambah 5,9 orang. Sedangkan yang sembuh 3,0 orang. Untuk kematian 0,1 orang.
Untuk kasus aktifnya sebanyak 70 orang per hari. Pasien yang mendapatkan perawatan di RS mencapai 13,1 orang dan 56,9 orang menjalani isolasi mandiri. (kmb/balipost)