BANDARLAMPUNG, BALIPOST.com – Bertepatan pada Purnamaning Kepitu, Senin (1/1), umat Hindu di Dusun Yoga Loka, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan melaksanakan karya ngenteg linggih dan pemelaspasan Pura Mpu Aji. Melalui kegiatan ngenteg linggih ini diharapkan agar umat Hindu dapat meningkatkan sradha dan baktinya kehadapan Tuhan yang Maha Esa serta ke depan dapat menciptakan masyarakat yang santi, bahagia, sesuai tujuan Hindu yakni Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharma.

Rangkaian upacara ngenteg linggih ini diawali dengan pelaksanaan upacara bhuta yadnya dengan melaksanakan pecaruan tingkatan manca kelod yang dipuput oleh Ratu Peranda Sri Mpu Lokantara. Selanjutnya dilaksanakan dengan mendem pedagingan, mendak Ida Bhatara, ngelinggihang serta ngaturang soda rayunan yang diikuti umat Hindu Lampung Selatan.

Baca juga:  Menpar Arief Yahya Launching Lampung Krakatau Festival 2017

Upacara ngenteg linggih merupakan penobatan atau me-istanakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya pada pelinggih atau bangunan suci yang dibangun atau yang sudah di-pelaspas sehingga beliau berkenan kembali setiap saat terutama mana kala dilangsungkan segala kegiatan upacara di pura tersebut. Upacara ngenteg linggih juga mempunyai makna untuk menyucikan dan mensakralkan Ida Sang Hyang Widhi dan manifestasinya sehingga bangunan suci yang sudah di-pelaspas memenuhi syarat sebagai simbol objek konsentrasi pemujaan umat Hindu.

Baca juga:  Kesehatan Jiwa Anak Tanggung Jawab Bersama

Salah satu penyuluh agama Hindu, Made Sumiarsa mengatakan melalui kegiatan ngenteg linggih ini umat Hindu, khususnya umat di Lampung agar dapat meningkatkan sradha dan baktinya ke hadapan Tuhan Yang Masa Esa serta dapat menciptakan masyarakat yang santi, bahagia, sesuai tujuan agama Hindu.

Sesepuh Pura Mpu Aji, Wayan Jagat mengatakan Pura Mpu Aji yang terletak di bukit Gunung Pancong didirikan pada tahun 1971 atas swadaya murni umat Hindu yang waktu itu hanya berjumlah 20 KK dan memiliki tanah 2.500 meter persegi. Pada awalnya umat Hindu hanya membangun satu padmasana saja.

Baca juga:  Ini Jadwalnya, Puncak Hujan Meteor Perseid Bisa Disaksikan Mata Telanjang

Namun, seiring perkembangan zaman dan adanya peningkatan ekonomi, umat Hindu secara bertahap sampai kini menambah jumlah bangunan pelinggih sesuai fungsinya masing-masing. Rangkaian acara ini juga dihibur dengan tarian Bali. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *