Tim Pembina Kelompok Ternak Karya Tani Desa Penglatan melihat kambing peliharaan kelompoknya. (BP/kmb)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Budidaya peternakan kambing belakangan ini semakin menjanjikan. Harganya yang semakin membaik setiap tahunnya membuat sejumlah kelompok peternak kambing di Kabupaten Buleleng menggarap dengan serius bisnis ini.

Salah satunya Kelompok ternak Karya Tani di Desa Penglatan Kecamatan Buleleng. Kelompok ini mengembangkan peranakan Kambing Super jenis Boer dari Australia dan Kambing Etawa dari India.

Ditemui Minggu (23/4), Pembina Kelompok Ternak Karya Tani Desa Penglatan, Wayan Some Adnyana menjelaskan ide pembuatan Kelompok Ternak Karya Tani ini baru digarap sejak 8 bulan lalu. Hal ini didasari pasaran harga kambing dan dagingnya stabil setiap tahunnya.

Baca juga:  Waspadai Potensi Krisis Pangan di Bali

“Kami kumpulkan anggota kurang lebih 20 orang untuk membuat kelompok. Hasil urunan kelompok kita belikan induk kambing. Dari yang awalnya hanya 50 ekor, kini sudah hampir menjadi 90 ekor di kandang yang terletak di Banjar Dauh Tukad ini,” tuturnya.

Menurut Some, di Kabupaten Buleleng sendiri belum ada yang mengembangkan Kambing Boer dan Etawa ini. Sehingga pemasarannya pun sangat menjanjikan.

Pihaknya pun mencari peranakan bibit kambing ini sampai ke Kota Surabaya. “Kambing yang kami rawat ini jenis Boer dari dari Australia dan Kambing Etawa dari negara India. Kami mengambil peranakannya dari Surabaya, lengkap dengan dokumen-dokumennya, karena ini kambing impor,” katanya.

Baca juga:  Gelar Lokasabha VII, Wijaya Dangin Pimpin PGSDT Buleleng

Lanjut Some, dua jenis kambing ini memang memiliki banyak peminat. Boer memiliki daging yang banyak sedangkan Etawa merupakan penghasil susu. “Kita pasarkan di Kabupaten Buleleng dulu. Dalam sehari ada saja yang menanyakan kambing ini. Untuk kegiatan upacara, resepsi maupun acara keagamaan lainnya,” ungkapnya.

Proses beternak kambing menurut pria asli Desa Penglatan ini memang sangat menjanjikan. Selain daging kambing yang menjadi primadona, kotoran yang dihasilkan pun menghasilkan rupiah. “Dalam dua minggu satu kambing menghasilkan kotoran kurang lebih satu karung. Kita patok satu karung harganya Rp20 Ribu. Karena pupuk kotoran kambing ini paling dicari oleh masyarakat untuk segala jenis tanaman. Semisal duren, mangga bahkan tanaman hias,” bebernya.

Baca juga:  Wujudkan Kampung Mandiri, Aqua Mambal Gandeng BUMDes Mandala Sari

Meski kandang kambing seluas 10 Are miliknya ini berada di kompleks perumahan padat penduduk, Some menjamin bau yang dihasilkan dari kandang milik kelompoknya tidak akan menyebar luas. “kami menggunakan cairan khusus, kita semprotkan di areal kandang supaya baunya tidak sampai menyebar dan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar,” tutupnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *