Desa wisata
Membajak sawah atau metakap merupakan salah satu fasilitas wisata di Desa. (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Salah satu tujuan wisata di Tabanan yang tidak terpengaruh akan erupsi Gunung Agung adalah Desa Wisata Pinge yang berlokasi di Kecamatan Marga Tabanan. Hal ini bisa dilihat dengan kunjungan yang konsisten setiap bulannya dan terisinya homestay yang disediakan di desa tersebut.

Bahkan minat wisatawan yang  menginap di Desa Wisata Pinge cukup tinggi sehingga terkadang homestay yang tersedia tidak mencukupi. Karenanya, Desa Wisata Pinge membutuhkan tambahan homestay dan penambahan ini masih terbentur dengan ketersediaan anggaran.

Bendesa Adat Pinge, I Made Denayasa, Jumat (5/1) mengatakan adanya erupsi Gunung Agung diakui menimbulkan banyak pertanyaan terutama bagi pengunjung tetap yang kebanyakan dari sekolah-sekolah luar Bali.’’Pengunjung tetap biasanya datang dari sekolah luar Jawa yang datang untuk studi banding. Mereka bertanya apakah desa Wisata Pinge aman dikunjungi,’’ ujar Denayasa.

Baca juga:  Nyoman Parta: Dorong Penguatan UMKM Bali

Setelah mendapatkan penjelasan dan kepastian keamanan, menurut Denayasa kunjungan tidak mengalami penurunan. Bahkan di bulan Desember desa wisata Pinge mendapatkan kunjungan tiga kali dari sekolah yang berlokasi di Malang dan Surabaya dengan rata-rata rombongan sekitar 150-200 orang. Biasanya rombongan ini menghabiskan waktu 3 malam 4 hari di Desa Wisata Pinge.

Selain kunjungan siswa, desa wisata Pinge juga mendapatkan kunjungan harian yang biasanya wisatawan asing. Rata-rata ada satu bis kecil yang datang selama tiga hari sekali. Dari rombongan tersebut ada yang menginap dan mengisi homestay yang ada.

Baca juga:  Kunjungan ke Perpustakaan Menurun

Karena keterbatasan jumlah homestay, terkadang wisatawan menginap di kamar-kamar rumah penduduk yang masih sederhana. Saat ini Desa Wisata Pinge sendiri memiliki 40 kamar homestay yang sudah sesuai standar ITDC dan mendapatkan pelatihan untuk SDM nya. ‘’Tetapi biasanya kamar homestay yang disediakan tidak mencupi dan tamu yang tidak dapat kamar homestay menginap di kamar yang disediakan penduduk secara sederhana,’’ papar Denayasa.

Adanya potensi pemasukan ke penduduk melalui penyediaan kamar homestay ini membuat minat untuk menyediakan homestay tinggi hanya saja masih terbentur masalah dana.

Baca juga:  World Parliamentary Forum Lahirkan Deklarasi Bali

Menurut Denayasa warga di Desa Pinge berharap ada kredit yang disalurkan dengan bunga kecil agar mereka bisa merenovasi atau menyediakan kamar sesuai dengan standar. Lanjutnya sudah ada warga yang mengajukan kredit dan saat ini sedang menunggu survey. Selain homestay, pemasukan desa Wisata Pinge juga datang dari pertunjukkan kesenian. Selain itu juga ada paket menari dan menabuh, membuat jaje bali, mesekap dan jalur traking. ‘’Biasanya siswa yang datang ke sini memilih paket menabuh dan menari dan pada hari terakhir langsung melakukan pementasan,’’ ujarnya. (wira sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *