Sejumlah wisatawan berada di Pelabuhan Sanur, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dampak beroperasinya Pelabuhan Sanur yang menjadi akses penyeberangan menuju Nusa Penida maupun Nusa Lembongan, menimbulkan kemacetan parah saat musim libur. Akses penunjang menuju ke dermaga ini belum siap sehingga menyebabkan Jl. Bypass Ngurah Rai terpapar kemacetan parah.

Ketua PHRI Kota Denpasar sekaligus warga Sanur, IB Sidharta Putra merasakan hadirnya dermaga baru memang sangat dibutuhkan. Tetapi kesiapan sarana dan prasarana pendukung seperti akses menuju Dermaga perlu dipikirkan ulang. “Sekarang, setelah jumlah peningkatan dermaga sudah pasti naik jumlah kunjungan. Ayo dong bagaimana me-managenya, jangan ngobrol di media sosial saja, saya mendorong agar permasalahan ini segera ditanggapi baik pemprov, pusat. Terlebih dekat Pemilu, jangan sampai ditunda atau menunggu lagi, harus punya hati lah,” tegasnya.

Baca juga:  Antisipasi Libur Nataru, Presiden Sampaikan 6 Arahan Ini

“Jangankan PHRI, wisman yang datang ke Sanur, kita aja selaku masyarakat Sanur sudah kurang nyaman, bagaimana kemacetan yang ditimbulkan. Akses di sana kan Jalan Nasional, ada Jalan Provinsi, yaa duduk bersamalah, pikirkan faktor kenyamanan,” kata Gusde sapaan owner Griya Santrian itu, Minggu (23/4).

Pihaknya meminta instansi terkait seperti Kementerian Perhubungan, Dishub Provinsi, Pemkot agar duduk bareng segera membahas solusi yang harus diambil. “Apakah diperlukan underpass, di sana ada akses dari Jalan Hangtuah yang merupakan satu-satunya dari Denpasar menuju keluar kota, ataukah satu jalur di saat hari-hari raya seperti sekarang yang kelihatan peningkatan kunjungan ke Bali cukup bagus,” ujarnya.

Baca juga:  Pertemuan dengan Direksi Timbulkan Kekecewaan Baru, Pekerja di Bandara Ngurah Rai Ancam Mogok Mulai 15 Juli

Lebih lanjut Gusde menuturkan sebagai warga Sanur menjadi risih juga. Sebab dari Sanur menuju pelabuhan terkadang memerlukan waktu tempuh 40 menit, mutar-mutar dan cukup krodit. “Intinya semua pihak berbuat atasi segera. Jangan salahkan pelabuhanya, karena memang pelabuhan sekarang dibutuhkan. Kalau kita bandingkan dengan dulu, jauh lebih baik. Namun tentunya ada efek yang harus diikuti, bagaimana kesediaan lahan parkir, ada pengelolaan manajemen jalan. Walau ada grand design pembangunan infrastruktur, yang jelas jangan diabaikan apa yang sedang terjadi saat ini,” tandasnya.

Baca juga:  Maret 2024, Ini Kabupaten Tertinggi Inflasinya di Bali

Sebagai warga Sanur sekaligus Ketua PHRI Kota Denpasar ia berharap pihak terkait segera menyelesaikan tugas-tugas tersebut. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN