Bendesa Sumbersari I Ketut Subanda. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Sumbersari yang memiliki inisiatif ternak Babi bagi krama melalui Baga Utsaha Padruen Desa Adat (Bupda) menjadi salah satu percontohan. Perkembangan usaha untuk meningkatkan ekonomi krama ini terus berkembang.

Bahkan beberapa krama yang mendapatkan pembinaan dari Bupda menghasilkan babi yang memiliki kualitas untuk dikirim ke luar Bali. Bendesa Sumbersari, I Ketut Subanda mengatakan BUPDa yang sudah berjalan dengan salah satu usaha pengembangan ternak babi bagi krama dari hilir hingga hulu terus berkembang.

Saat ini sudah ada 40 ekor induk dan 50 ekor penggemukan yang sudah menjadi pelanggan. “Astungkara Bupda di Sumbersari ini juga menjadi salah satu calon percontohan Bupda. Kami harapkan juga mendapatkan pendampingan untuk berkembang lagi,” terangnya.

Baca juga:  Kendalikan Tikus, Dua Subak Dipasangi Rubuha Sebelum Pelepasan Burung Hantu

Usaha untuk krama ini merupakan salah satu upaya menopang menambah pendapatan Krama yang disokong dari Desa Adat. Dalam usaha ini, krama adat yang beternak Babi tidak mendapatkan uang, melainkan barang dalam usaha ternak. Baik itu bibit, pakan hingga pelayanan selama beternak itu.

Pembayaran dilakukan setelah siklus beternak selesai (bayar panen). Dan dari penghitungan modal dari LPD Rp 200 juta, perhitungan laba bruto tahun 2022 Rp 52 juta dan laba Netto Rp 6,3 juta.

Baca juga:  Desa Adat Gumung Perketat Prokes Upacara Agama

Rencananya akan terus dikembangkan dengan menambah ternak yang sangat potensial dikelola ini. Selain pendampingan beternak, Bupda juga memanfaatkan potensi perkebunan milik warga khususnya untuk jagung.

Hasil panen jagung, juga ditampung untuk dengan harga yang standar dan diolah untuk bahan pakan babi. “Jadi kita juga tampung hasil kebun krama, terutama jagung dan menjaga kestabilan harga panen jagung,” terangnya.

Dari pendampingan yang dilakukan bagi peternak babi, beberapa krama juga telah menghasilkan produksi babi potong yang memiliki kualitas untuk dijual ke luar Bali. Dengan pola yang terus berkembang ini diharapkan dapat membantu perekonomian krama dan menyokong desa adat.

Baca juga:  Desa Adat Kloncing Komitmen Lestarikan Seni dan Budaya

Desa Adat Sumbersari untuk kewilayahan desa dinasnya, masih jadi satu dengan Desa Melaya. Salah satu Desa di Kecamatan Melaya yang penduduknya paling banyak. Dengan jumlah  krama adat sekitar 250 Kepala Keluarga (KK), desa Adat Sumbersari terbagi menjadi tiga Banjar Adat. Di antaranya Banjar Adat Sari Mumbul, Sari Muncul dan Dumadi Asri. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *