Petani sedang menjemur kopi. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Kopi Kintamani selama ini menjadi salah satu komoditi pertanian unggulan Kabupaten Bangli. Kopi Kintamani tak hanya digemari masyarakat di dalam negeri, namun sudah mendunia.

Meski sudah terkenal hingga ke luar negeri, sayangnya hingga saat ini belum ada petani kopi di Bangli yang ekspor langsung. Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma mengutarakan hal ini.

Baca juga:  Potensi Likuifaksi Perlu Disikapi dengan Ilmiah dan THK

Ia menyebut petani kopi di Kintamani hanya jadi produsen. Sementara ekspor dilakukan oleh eksportir dari luar Bangli, seperti Denpasar dan Singaraja.

Sarma berharap koperasi di Bangli bisa membantu pemasaran kopi ke luar negeri. “Sehingga kita bisa berdaulat, bisa menghasilkan produksi sesuai dengan kualitas ekspor dan mengekspor sendiri dengan izin kita sendiri,” harapnya.

Dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas kopi Arabika kintamani, Sarma mengatakan pihaknya terus memberikan edukasi lewat tenaga penyuluh pertanian. Disebutkan dari hampir 6.000 hektare luas lahan kopi Arabika di Kabupaten Bangli, jumlah produksi kopi per tahunnya mencapai 2.122 ton.

Baca juga:  Sehari, Bangli Catatkan Sejumlah Korban Jiwa COVID-19

Tergolong tinggi. “Hanya saja untuk produktifitasnya baru 579 ton per hektar. Masih kecil. Perlu ditingkatkan, caranya dengan pemupukan, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit,” katanya.

Sarma mengatakan Bangli adalah penghasil kopi terbesar di Bali. Dimana 54 persen produksi kopi di Bali berasal dari Kabupaten Bangli, khususnya Kecamatan Kintaani. Ia pun berharap agar petani kopi di Kabupaten Bangli bisa terus menjaga produksi dan kualitas kopi yang sudah memperoleh pengakuan indikasi geografis. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Terbakar, Dua Bangunan di Pura Puseh Desa Bantang Hangus
BAGIKAN