DENPASAR, BALIPOST.com – Hingga saat ini vaksin DBD masih dalam tahap ujicoba. Meski demikian, vaksin tersebut telah beredar termasuk di Bali. Bahkan Pemkab Badung rencananya pun akan membeli, namun urung dilakukan karena masih dalam tahap ujicoba.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM mengatakan, vaksin DBD memang belum menjadi program nasional karena masih dalam uji coba. “Mudah-mudahan setelah ujicoba ada vaksin DBD, ya bagus sekali,” ujarnya belum lama ini.
Karena masih ujicoba, pihaknya pun belum bisa memastikan apakah vaksin DBD telah mampu atau belum memberikan perlindungan. “Tentu kita harus nunggu hasil ujicoba, hasilnya bagaimana. Sehingga kalau sudah fix ujicobanya, lalu jadi program nasional, berarti itu sudah diyakini,” tandasnya.
Mengingat masih tahap ujicoba sehingga faktor-faktor penyempurnaan masih terus dilakukan. Beredarnya vaksin tersebut padahal masih dalam tahap ujicoba dikatakan karena di luar negeri vaksin tersebut telah dijual, sehingga lembaga atau pihak yang menawarkan atau menjual vaksin tersebut kemungkinan mengimpor. “Imunisasi ada dua, wajib dan pilihan. Mungkin itu imunisasi pilihan. Tapi imunisasi pilihan juga belum mendapat rekomendasi dari kementerian,” pungkasnya yang saat diwawancara ditemasi Kabid P2PL Dinkes Bali, dr. Gede Wira Sunetra, MPPM.
Terhadap lembaga yang telah menjual vaksin DBD, pihaknya pun menginstruksikan pada jajarannya untuk melakukan pengecekan terhadap vaksin tersebut baik ijin edar maupun ijin impornya jika memang vaksin tersebut adalah vaksin impor.
“Badung juga kemarin rencananya membeli vaksin DBD namun belum diijinkan karena kami belum menerima hasil ujicobanya,” ungkapnya. Jika memang bermanfaat, vaksin DBD menurutnya tidak masalah karena dapat memberikan perlindungan. Hanya saja vaksin ini belum mendapat rekomendasi dari kementerian. (Citta Maya/balipost)