SEMARAPURA, BALIPOST – Harapan mantan presiden RI ke-5 Megawati agar Bali memiliki 100 Tahuan Haluan Pembangunan Bali Era Baru direspons positif banyak kalangan di Bali. Arahan Megawati ini sebagai bukti terbangunnya
kepedulian terhadap tanah Bali, Manusia Bali serta budaya dan peradabannya.
Harapan ini dalam lima tahun terakhir telah dijabarkan Gubernur Koster dengan 44 tonggak peradaban Bali Era Baru. Lima tahun ke depan gubernur Koster sangat layak dan patut diberi ruang untuk melanjutkan programnya. Koster dua periode diharapkan bisa menjabarkan lebih detail Bali memuju jagadhita. Alasannya haluan pembangunan ini sangat bermanfaat sebagai dasar pemikiran bersama guna menjaga jati diri Bali
Majelis Desa Adat (MDA) Klungkung dan Gianyar mengapresiasi munculnya Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru (2025-2125). Bendesa Madya MDA Klungkung Dewa Made
Tirta, Rabu (10/5) menilai Haluan Pembangunan 100 Bali Era Baru ini juga sejalan dengan Tri Semaya, Atita, Wartamana, Nagata.
Dewa Tirta juga memberi hormat yang setinggi-tingginya kepada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, yang telah menugaskan Gubernur Bali untuk menggarap ini dengan serius untuk menjaga alam Bali. Megawati merupakan sosok negarawan yang sejak awal sangat tindih dan menaruh menaruh perhatian khusus terhadap Pulau Bali.
100 Tahun Bali Era Baru ini juga sejalan dengan Tri Semaya, Atita, Wartamana, Nagata. “Jadi, apa yang
kita lakukan saat ini (Wartamana) hendaknya berorientasi pada masa lampau (Atita) dan merumuskan harapan masa depan (Nagata),” kata Dewa Tirta.
Dengan cara pandang itu kita tidak mengeksploitasi alam hanya untuk kepuasan hidup sesaat ini saja. Perhitungkan juga kehidupan generasi yang akan datang.
Dengan pandangan demikian, maka tentu bisa lebih hemat menggunakan sumber daya alam. Di sinilah pentingnya Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun dalam mewujudkan Bali Era Baru yang lebih ramah dengan warisan adi luhung, di dalam adat, tradisi dan budaya di Bali.
“Apa yang dirumuskan di dalam Haluan Pembangunan
100 Tahun Bali Era Baru ini, tentu patut diapresiasi. Terutama Bapak Gubernur Bali Wayan Koster. Selanjutnya, agar dapat dilaksanakan bersama, demi kepentingan Bali ke depan,” tegasnya
Kepedulian Megawati dirasakan sangat nyata di Bali. Ini membuat masyarakat Bali, harus angkat topi terhadap ketokohan Megawati yang sangat peduli dengan
bagaimana arah pembangunan Bali dalam 100 tahun ke depan. “Beliau itu sosok dengan wawasan yang sangat luas. Sekarang itu, segala wawasannya itu ingin dia berikan kepada Bali. Orang luar Bali saja begitu mencintai Bali dan peduli dengan apa yang sedang terjadi di Bali. Bagaimana sekarang kita sendiri yang ada di Bali, juga harus terpanggil untuk itu. Di sinilah, kita sebagai masyarakat Bali, juga harus mampu meneledani itu,” tegasnya.
Terkandung Kearifan Lokal
Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Gianyar Anak Agung Gde Alit Asmara mengatakan konsep Haluan Pembangunan Bali yang dirancang Gubernur Koster secara riil semua bermuatan kearifan lokal. Diungkapkannya, dalam masa kepemimpinannya, Gubernur Wayan Kostersudah memberikan arah pembangunan Bali 100 tahun yang akan datang. Termasuk penataan dari hulu ke hilir.
Penataan yang telah dilakukan Bali mulai dari penataan Pura Besakih, pengembangan jalan tol, short cut untuk menghidupkan rakyat Bali. Pelabuhan di Bali sudah diperbaiki sehingga transportasi darat laut berjalan dengan baik dan akan mendukung perkembangan ekonomi Bali. Gubernur Wayan Koster juga telah
membangun Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung guna memberikan nilai ruang tentang kebudayaan Bali baik berupa dokumen sejarah, tradisi dan sebagainya.
“Ini memberikan ruang terhadap investasi dan perekonomian Bali ke depan,” ucapnya.
Alit Asmara menjelaskan di hulu Pura Besakih sudah ditata dengan baik sesuai konsep Parahyangan, Palemahan dan Pawongan. Sekarang tinggal peningkatan kapasitas pawongan. “Masyarakat diharapkan betul betul paham tentang nilai kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Bali,” jelasnya.
Dalam perkembangan Bali ke depan diharapkan tidak keluar dari arah kebudayaan sebagai identitas dan jati diri Bali. Ini diharapkan bisa mewujudkan kecerdasan militansi di bidang ekonomi, termasuk mempertahankan wewidangan pelemahan desa yang di Bali yang terdapat 1493 desa adat. “Inilah sebagai pendukung pelaksanaan tradisi kebudayaan yang ada di Bali sebagai sumber kebudayaan nasional,” tuturnya.
Anak Agung Gde Alit Asmara menambahkan Setelah 5 tahun masa jabatannya, Gubernur Koster diharapkan bisa kembali memimpin Bali. Kelanjutan pembangunan Bali diharapkan betul-betul melihat potensi Bali jangan sampai keluar arah dari nilai budaya dan tradisi yang ada di Bali. (kmb/balipost)