SEMARAPURA, BALIPOST.com – Berbagai upaya dilakukan desa adat di Bali dalam meringankan beban masyarakat di desa adat. Terlebih, dengan situasi ekonomi warga saat ini yang belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Seperti Desa Adat Jungut Batu, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, pihak desa adat sudah mempersiapkan diri untuk menggelar ngaben massal, sekaligus metatah, nuntun dan ngelinggihang, pada 1 Juli nanti. Istimewanya, seluruh kegiatan ini dilaksanakan secara gratis.
Bendesa Adat Jungut Batu I Ketut Gunaksa, saat dihubungi Jumat (12/5) mengatakan pelaksanaan ngaben massal ini dilakukan untuk meringankan beban krama desa adat, karena biaya ngaben itu cukup besar. Jika dilakukan dengan secara massal dan ditangani langsung oleh desa adat, tentu ini akan sangat membantu meringankan krama, dalam memenuhi kewajibannya, melaksanakan ngaben bagi anggota keluarganya.
“Ini kami lakukan dari Desa Adat Jungut Batu, untuk meringankan beban masyarakat dari kewajiban melaksanakan ngaben. Sekarang kami di desa adat sedang melakukan berbagai persiapan, agar nantinya pelaksanaanya dapat berjalan lancar,” kata Gunaksa.
Ia menambahkan, sesuai dengan dudonan upacara pitra yadnya yang sudah dipersiapkan desa adat, tahapan prosesi ini akan dilakukan mulai 31 Mei, dengan matur piuning di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat. Kemudian 1 Juni nancep tetaring dan bale peyadnyan, 13 Juni mlaspas tetaring, 18 Juni nuur tirta pakuluh, 27 Juni matur piuning di Pura Dalem hingga ngebet sawa, 30 Juni nuur tirta ning di sumur desa, nusang sawa, ngajum kajang hingga ngaskara.
Kemudian puncak acara pada 1 Juli nuur tirta di Pura Pura Dalem dan Prajapati, melaspas wadah dan petulangan, nyelang margi, ngelangkir dan ngelungah, hingga pengiriman ke setra. “Selanjutnya, baru prosesi ngangkid atau ngulapin di Segara pada 3 Juli, termasuk ngangget don bingin, ngajum dan ngadegang sekah, kemudian mapurwa daksina dan ngelinggihang sekah. Selanjutnya, pada 4 Juli baru upacara potong gigi, dilanjutkan dengan atma wedana (ngeroras),” tegas Gunaksa.
Tahapan selanjutnya pada 5 Juli, nganyut puspa lingga di Pura Segara, nyegara gunung, ngangkid di Segara, nunas ring Pura Dalem, mamitang di Pura Kahyangan Tiga hingga ngingkup di Bale Peyadnyan. Seluruh tahapan ini dikatakan sudah dipersiapkan dengan matang, sehingga nantinya pelaksanaannya benar-benar terlaksana dengan lancar, dan bermanfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Sampai saat ini total peserta yang sudah terdata, diantaranya ngaben sebanyak 64 peserta, ngelungah 5, ngelangkir 61, metatah 107, atma wedana 4 dan nuntun 5. Jumlah ini berpotensi masih bisa berubah, sampai pada menjelang pelaksanaan tahapan pitra yadnya.
Desa Adat Jungut Batu terdiri dari empat banjar adat, antara lain, Banjar Adat Kangin, Banjar Adat Kaja, Banjar Adat Kelod, Banjar Adat Telata. Program Ngaben Massal secara gratis ini merupakan salah satu implementasi nyata dari Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dari Pemprov Bali, khususnya dalam hal meringankan beban krama.
Desa adat harus selalu bekerjasama dan bersinergi dengan baik, sehingga mampu menyentuh langsung kepentingan masyarakat dan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh krama desa adat. (Bagiarta/balipost)