Roadshow "Scale Up Bisnis Kuliner Juara Lokal" yang berlangsung mulai Maret hingga Agustus 2023. Roadshow ini dapat diikuti secara gratis oleh para pebisnis kuliner lokal di kota Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bali. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Saat ini bisnis pada sektor industri restoran dan rumah makan sedang berkembang seiring dengan pulihnya kondisi ekonomi pascamelandainya pandemi COVID-19. Di 2022, data Kementerian Perindustrian RI memperlihatkan terdapat kenaikan sebesar 3,68 persen pada segi pertumbuhan sektor industri restoran dan rumah makan. Angka tersebut meningkat dari tahun 2021 yang hanya sebesar 2,95 persen.

Sementara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI mencatat, kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif. Subsektor kuliner menyumbang Rp 455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif sebesar Rp 1.134 triliun pada 2020.

Melihatnya besarnya perkembangan industri ini, Esensi Solusi Buana (ESB) menggandeng Foodizz Academy menggelar roadshow “Scale Up Bisnis Kuliner Juara Lokal” yang berlangsung mulai Maret hingga Agustus 2023. Roadshow ini dapat diikuti secara gratis oleh para pebisnis kuliner lokal di kota Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bali.

Baca juga:  PSBB Berakhir, Kondisi Jalan di Surabaya Mulai Padat

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2019, jumlah Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia mencapai 3.996.325. Di Jawa Timur terdapat 746.732 UMK, kemudian di Jawa Tengah terdapat 569.896 UMK, di DKI Jakarta terdapat 285.880 UMK, dan di Bali terdapat 53.971 UMK.

“Ini adalah salah satu komitmen untuk mendukung perkembangan bisnis kuliner lokal. Khususnya di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bali sebagai kota-kota besar yang potensi bisnisnya terus meningkat seiring pulihnya perekonomian pasca pandemi,” ujar CEO dan Co-Founder ESB, Gunawan, Selasa (23/5), dalam rilisnya.

Pelatihan meningkatkan bisnis kuliner pelaku UMKM ini telah berlangsung mulai Maret, tepatnya di Jakarta pada 13-14 Maret 2023. Sedangkan yang terdekat akan diadakan di kota Surabaya pada 30-31 Mei 2023.

Baca juga:  Satpol PP Sidak Tiga Vila, Satu Belum Kantongi Izin

Selanjutnya kota Semarang akan digelar pada 17-18 Juli 2023 dan Bali pada 29-30 Agustus 2023. Calon peserta di masing-masing kota akan dikurasi untuk dapat mengikuti kelas ini secara gratis.

Antusiasme peserta terlihat dari jumlah pebisnis kuliner yang telah mendaftar. Sejauh ini total terdapat 1.994 pendaftar yang berasal dari semua kota tempat diadakannya roadshow.

Sedangkan pada penyelenggaraan di Jakarta, total 660 orang pebisnis hadir mengikuti kelas secara online dan offline. “Tidak hanya mendapatkan full materi, namun juga diskusi dan best practices knowledge yang dilakukan selama dua hari berturut-turut,” papar Founder dan Edukator Foodizz Academy, Rex Marindo.

Materi dalam kelas pada roadshow akan membahas berbagai hal terkait scale up bisnis F&B. Contohnya seperti menentukan bisnis model yang tepat untuk scale up atau ekspansi bisnis F&B.

Selain itu, bagaimana memahami skema bisnis kuliner dalam bentuk kemitraan atau franchise. Melakukan perencanaan bisnis dan manajemen keuangan yang detail dalam proses scale up. Hingga memahami peranan dan adopsi teknologi dalam mengembangkan bisnis untuk menjaga profitabilitas

Baca juga:  BRI Berperan Strategis Akselerasi Inklusi Keuangan dan Praktik ESG di Indonesia

Kegiatan ini diharapkan dapat membantu para pebisnis kuliner serta memajukan perekonomian lokal di masing-masing kota melalui pembukaan lapangan pekerjaan. “Kami berharap roadshow ini dapat memperkuat bisnis para pengusaha kuliner lokal sehingga membantu bangkitnya perekonomian lokal khususnya di bidang kuliner,” lanjut Gunawan.

Manfaat dari kelas scale up bisnis sudah dirasakan manfaatnya oleh pemilik salah satu brand minuman kekinian, Affan Arisga. “Industri F&B adalah industri yang rawan perubahan, sehingga kita tidak boleh terlena. Kelas ini juga salah satunya mengajarkan pentingnya sistem ERP (Enterprise Resource Planning, red) karena data adalah intangible asset yang berguna bagi keberlangsungan bisnis,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN