NEGARA, BAL9IPOST.com – Diduga karena bangunan yang sudah rapuh sejumlah kelas di SD Negeri 2 Air Kuning, Kecamatan Jembrana plafon atapnya jebol. Bangunan yang dipergunakan untuk tiga kelas dan ruang Kepala Sekolah itu kini juga mengalami kerusakan di tembok dan kusen. Diperkirakan ambruknya sejumlah genteng hingga menimpa plafon dan ruang kelas saat hujan deras, Minggu (7/1) malam.
“Senin pagi sudah jebol, plafon dan genteng berserakan di lantai. Yang paling parah di ruang kelas I,” ujar Kepala SDN 2 Air Kuning, Samsurianto dikonfirmasi Rabu (10/1) kemarin. Pihaknya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Jembrana dan langsung dicek. Banyak titik plafon yang jebol baik di dalam kelas maupun di teras bangunan. Ambruknya genteng diduga karena kap baja yang patah lantaran sudah mengkarat.
Kap dari baja ringan itu dari data di sekolah dipasang pada tahun 2008 lalu atau hampir 10 tahun. Kendati dari kap baja, namun banyak bagian rangkaian yang sudah rapuh karena mengkarat. Pihak sekolah tidak tahu penyebab kap baja itu bisa mengkarat, apakah karena terpengaruh cuaca di pesisir atau karena genteng yang terbuat dari tanah liat.
Namun, selain kap kerusakan juga terjadi hampir di seluruh tembok bangunan. Selain retak, juga temboknya mengelupas dari bawah. SD yang berada di desa pesisir ini saat ini menampung 76 siswa. Lantaran ruang kelas 1 rawan jebol, kegiatan belajar mengajar untuk kelas 1 dan 2 dipindahkan ke ruang Perpustakaan yang baru dibangun 2015 lalu. “(ruang) Kelas (jebol) itu untuk ruang belajar kelas 1 dan 2, mereka masuk bergantian pagi dan siang. Sekarang sementara pindah di ruang Perpus,” tambahnya. Selain kelas I, ruang kelas IV juga mengalami jebol tetapi tidak banyak. Kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan di dalam ruangan tersebut, namun kalau hujan terpaksa dihentikan. Sebab genteng masih berlubang dan kelas tergenang air saat hujan turun. Para guru dan siswa juga terpaksa mengepel ruangan untuk digunakan belajar lagi.
Menurut Kepsek asal Banjar Rangdu, Desa Pohsanten ini, sejatinya sekolah sudah masuk program prioritas untuk perbaikan pada tahun 2018 ini. Sehingga dipastikan bangunan akan segera direhab, apalagi kondisinya sudah seperti ini. Sementara itu, dari pengamatan kemarin sejumlah unit bangunan di sekolah ini sudah cukup usang. Tembok-tembok sudah mulai mengelupas bahkan hingga terlihat besi penyangga. Dari data yang dihimpun, selama setahun terakhir kejadian atap jebol ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi di sekolah-sekolah khususnya SD. Sebagian besar merupakan SD yang menggunakan kap baja. Sebelumnya atap SDN 2 Lelateng dan SDN 4 Batuagung juga mengalami hal yang sama. Data dari Dinas Pendidikan Jembrana tahun 2017 lalu terdapat lebih dari 20 SD di Kabupaten Jembrana mengalami kerusakan dengan kategori sedang hingga parah.
Bupati Jembrana I Putu Artha saat sidak ke sekolah beberapa waktu lalu mengatakan terkait penggunaan kap baja ini agar dievaluasi oleh Dinas terkait. Bila memang harus kembali ke kayu yang lebih bertahanlama dan aman agar dipertimbangkan. (surya dharma/balipost)