DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2023 diproyeksi mengalami penurunan moderat yaitu 4,50% – 5,30%. Kondisi ini didukung oleh pengaruh base effect telah membaiknya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 serta tertahannya risiko resesi global.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Kamis (15/6), mengatakan, kondisi global dan konflik geopolitik berpotensi menahan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara. Meskipun demikian, kinerja perekonomian Bali 2023 diprakirakan ditopang oleh penyelenggaraan event berskala nasional maupun internasional secara offline, pengembangan visa second home untuk meningkatkan length of stay wisatawan serta masih berlanjutnya sejumlah insentif fiskal pemerintah.
Semua faktor tersebut berpotensi mendorong aktivitas konsumsi masyarakat Bali. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Bali ditopang oleh meningkatknya mobilitas dan aktivitas pariwisata.
Aktivitas pariwisata yaitu pada sektor akomodasi, makan dan minum (akmamin) dengan share terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 19,22% turun menjadi 18,95% pada triwulan I 2023 (qtq). Sektor pertanian dengan share 13,72% mengalami pertumbuhan -0,25% pada triwulan I 2023.
Penurunan pertumbuhan ini lebih baik dari triwulan IV 2022 yang turun sedalam -4,25%. Menurut Trisno, kontraksi pada lapangan usaha pertanian terutama disebabkan oleh penurunan produksi pada beberapa komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan sejalan dengan curah hujan dan gelombang laut yang tinggi.
Lapangan usaha konstruksi dengan share 10,05% juga mengalami kontraksi -0,51% pada triwulan I 2023, yang mana pada triwulan IV 2022, lapangan usaha ini tumbuh 4,21%. “Kontraksi lapangan usaha ini terjadi karena telah selesainya pembangunan beberapa proyek infrastruktur prioritas nasional,” ujarnya.
Lapangan usaha transportasi dengan share 9,81% terhadap PDRB mengalami pertumbuhan 36,23% pada triwulan I 2023, namun pertumbuhannya lebih rendah dari triwulan IV 2022 yang tumbuh 39,36%. Kondisi lapangan usaha yang membaik didukung juga dengan kondisi inflasi yang mulai membaik.
Inflasi secara yoy menurun dari 5,46% menjadi 4,07% pada Mei 2023. Penyumbang inflasi dari komponen inti dan volatile food yaitu daging ayam ras, canang sari, ari kemasan, daging babi, dan bawang merah. (Citta Maya/balipost)