LP
Seganap warga binaan dan tahanan di LP Singaraja. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Singaraja menggelar persembahyangan Hari Siwalatri Senin (16/1) yang lalu. Warga binaan bersama petugas keamanan dan pegawai melangsungkan persembahyangan dalam suasana khusuk. Selain melakukan sujud bhakti, warga binaan pun antusias mengikuti Dharma Wacana dengan narasumber dari Kantor Kementrian Agama (Kemanag) Buleleng.

Kepala Keamanan LP Singaraja Nyoman Ladra mengatakan, persembahyangan Siwalatri merupakan agenda rutin setiap tahun. Momentum persembahyangan ini sebagai media untuk melakukan pengendalian diri (introspeksi-red) para wraga binaan dan tahanan di LP Singaraja. Kedepan mereka memiliki kehidupan yang lebih layak dan menjadi pribadi yang lebih baik, dan tidak kembali mengulangi perbuatan yang melawan hukum hingga harus menjalani penahanan di LP.

Baca juga:  WWF 2024, Pemuliaan Air untuk Kesejahteraan Bersama

“Lewat persembahyangan ini kita harapkan warga binaan dan tahanan di sini sadar,dan  introseksi diri terhadap apa yang dilakukan. Kami juga ingin merubah pola pikir, ketika mereka keluar dari lapas, mereka bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu Kordinator Penyuluh Agama Hindu Kemenag Gede Sadiyana mengatakan, makna Siwalatri adalah dipercaya sebagai Malamnya Ciwa. Ini diyaki sebagai malam tergelap yang jetuh tepat pada Purwaning Tilem Kapitu. Dalam pelaksanaannya, umat Hindu diharapkan melakukan berata,  baik itu Upawasa artinya berpuasa dengan tidak makan dan minum, Jagra artinya tidak tidur, dan Monobrata artinya berdiam diri serta tidak bicara.

Baca juga:  KPU Gianyar Temukan Puluhan Ribu Surat Suara Rusak 

Menurut Sadiyana, Siwaratri adalah kesmepatan baik untuk melakukan introspeksi diri lewat malam perenungan dosa. Di mana dosa yang telah  dilakukan selama setahun ini direnungkan dan melakukan refeleksi agar tidak terulang kembali. Perayaan ini benar benar sebagai langkah introspeksi diri mulat sarira.  “Kita merayakan Siwalatri, dan malam perenungan ini untuk mencari kesadaran dan kegelapan ini kita rubah menjadi terang dengan tingkatkan kesadaran diri,” jelasnya. (mudiarta/balipost)

Baca juga:  Warga Binaan Perlu Layanan Optimal
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *