DENPASAR, BALIPOST.com – Memberikan rasa aman pada pelanggan, Gojek layanan on-demand terdepan di Asia Tenggara memberikan pelatihan anti kekerasan seksual kepada para mitra di Bali. Hal ini guna menciptakan budaya aman di ruang publik, sehingga tidak hanya pelanggan yang bisa merasa aman bersama Gojek tetapi juga membawa dampak positif kepada masyarakat di Bali secara umumnya.
Menurut Rayi Bimantara selaku District Head Gojek Bali Bengkel Belajar Mitra (BBM) adalah salah satu dari rangkaian kegiatan terintegrasi dan berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan mitra driver agar semakin menjadi andalan pelanggan dan terbaik di industri. Kegiatan ini telah konsisten diadakan sejak 2018 di beberapa kota se-Indonesia.
Dalam pelatihan kali ini, Gojek menggandeng sebuah organisasi nirlaba Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan (DEMAND), bagian dari Koalisi Ruang Publik Aman. DEMAND memberikan materi mulai dari pengenalan jenis kekerasan seksual yang biasanya terjadi di tempat umum dan cara menanggapinya.
Anindya Restuviani selaku Program Director DEMAND (Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan Seksual) mengungkapkan ini sudah memasuki tahun keempat berkolaborasi dengan Gojek untuk mengajak para mitra driver berperan aktif dalam mencegah tindak kekerasan seksual di sekitarnya. Konsistensi Gojek yang terus berupaya untuk menjaga keamanan ekosistemnya dari tindak kekerasan seksual patut diapresiasi. “Ini sesuai dengan tujuan bersama Demand dan Gojek dalam menciptakan ruang publik yang aman bagi semua.”
Pada pelatihan tatap muka, mitra driver berkesempatan mengenal apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual, jenis kekerasan seksual, serta dampak kekerasan seksual secara mendalam. Mitra juga dilatih untuk mempraktikkan cara membantu korban kekerasan seksual dengan menggunakan metode intervensi saksi (active bystander).
Selain bekerja sama dengan DEMAND, Gojek juga bekerja sama dengan salah satu lembaga non profit lokal yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Bali. Nantinya selain edukasi sinergi Gojek dengan lembaga ini juga akan dilanjutkan dalam bentuk penyediaan pendampingan baik mitra maupun konsumen yang menjadi korban tindak kekerasan seksual.
Ratna Susianawati, selaku Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, menyatakan apresiasinya untuk inisiatif yang dilakukan oleh Gojek. “Saya menyatakan apresiasi kepada Gojek atas inisiatif dan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka kekerasan seksual dan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Gojek dengan KemenPPPA yang ditandatangi pada tahun 2020 lalu. Dengan demikian kegiatan ini bisa bertujuan untuk menjadi bentuk kolaborasi semua pihak dan berbagi peran dalam menciptakan ruang publik yang aman bagi masyarakat. Dengan semakin banyaknya mitra driver yang paham mengenai hal ini maka akan semakin meminimalisir terjadinya kasus kekerasan khususnya kekerasan seksual di ruang publik.”
Langkah edukasi yang Gojek lakukan tidak hanya menyasar mitra driver. Pelatihan berkelanjutan terkait penanganan pelaporan kekerasan seksual juga diberikan bagi Tim Unit Darurat, baik tim yang bertugas menerima laporan melalui tombol darurat, maupun tim yang menangani laporan di lapangan. Informasi lebih lengkap terkait upaya Gojek dalam menciptakan ruang aman dari tindak kekerasan seksual dapat diakses masyarakat luas melalui Pusat Edukasi dan Bantuan gjk.id/lawankekerasanseksual.
Sebelumnya, penelitian dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menemukan bahwa Gojek telah menjadi layanan transportasi online yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Keunggulan ini menurut INDEF, dilandasi oleh keamanan berkendara dari mitra driver Gojek sehingga memberikan rasa aman bagi pengguna layanan transportasi online yang menjadi prioritas dari para pengguna layanan transportasi online. (kmb/balipost)