Petugas melakukan vaksinasi antirabies terhadap anjing warga Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus rabies kembali merebak. Bahkan, Denpasar yang sebelumnya nihil, juga mulai ada sejumlah kasus rabies.

Meminimalisasi penyebaran kasus rabies, Pemkot Denpasar melalui Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya, termasuk membangun empat titik rabies centre. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Senin (26/6) mengatakan, saat ini Denpasar memiliki empat rabies center yakni RSUD Wangaya, Puskesmas 1 Denpasar Selatan, Puskesmas 1 Denpasar Timur, Puskesmas 1 Denpasar Barat.

Baca juga:  Dari Tak Dongkrak Kunjungan Wisatawan Tiongkok hingga Truk Terguling

Semua tempat ini juga melayani vaksinasi rabies. Hanya saja, saat ini jumlah vaksinnya masih terbatas. “Untuk di masing-masing layanan tersebut sudah tersedia VAR, sementara di gudang farmasi hanya tersisa 800 vial,” katanya.

Dirinya mengatakan, saat ini frekuensi warga yang mencari VAR di denpasar cukup tinggi. Namun dari laporan yang diterimanya, banyak warga luar Denpasar yang juga mencari ke Denpasar. “Saya tidak membatasi dan diberikan saja karena situasinya rawan biar tidak menghambat. Frekuensi sangat banyak, padahal antisipasi stok tahun lalu sampai sekarang mestinya masih aman,” katanya.

Baca juga:  Korban Tertabrak Truk di Labuan Sait Dimakamkan

Terkait ketersediaan VAR, pihaknya akan segera bersurat ke provinsi untuk mengisi kekosongan tersebut. Apalagi permintaan VAR dari fasilitas kesehatan (Faskes) cukup tinggi setiap minggunya.

Ia mencontohkan RSUD Wangaya yang seminggu lagi mengambil 500 vial dan kini meminta 300 vial lagi. Menurutnya, kasus gigitan yang terdata di Kota Denpasar kini melonjak hingga dua kali lipat.

Tahun ini hingga Mei 2023, jumlah kasus gigitan tercatat sebanyak 2.800 kasus. Jumlah ini melonjak dua kali lipat dibandingkan dengan Mei 2022 lalu sebanyak 1.300-an kasus. “Denpasar bahkan masuk ranking kedua jumlah gigitan terbanyak di Bali. Namun bisa saja tercampur dengan data dari luar Denpasar, karena Faskes di Denpasar sudah terkenal dan banyak yang datang ke Denpasar. Yang banyak katanya dari Ubud Gianyar. Sehingga itu tercatat Denpasar juga,” katanya. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Pelaksanaan Kegiatan Nataru Dibatasi, Ini Pengaturannya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *