DENPASAR, BALIPOST.com – Banyaknya wisatawan mancanegara (wisman) yang berulah di Bali mengundang keprihatinan berbagai pihak, termasuk akademisi. Salah satu usul untuk mengatasi wisman berulah ini disampaikan Dr. Andre Ikhsano yang merupakan akademisi komunikasi sekaligus Rektor London School of Public Relations (LPSR), Selasa (27/6).
Ia mengatakan untuk menjaga budaya dan pariwisata Bali, warga negara asing (WNA) yang memegang permanent resident di Bali bisa menjadi pandu budaya bagi wisman. Ditemui usai bertemu Gubernur Bali, Wayan Koster, ia mengungkapkan kondisi pariwisata Bali belakangan kurang kondusif karena banyaknya wisman berulah.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah pendekatan budaya. Menurutnya, Bali bisa memanfaatkan permanent resident untuk menyosialisasikan budaya Bali kepada wisman yang akan dan telah berlibur di Pulau Dewata ini. Dengan memanfaatkan kesamaan bangsa, ia menilai edukasi yang diberikan akan lebih mudah diterima.
Akademisi Ermiel Thabrani menambahkan dasar utama Bali adalah budaya. Jika budaya rusak, sendi kehidupan lain juga akan rusak, seperti sendi ekonomi masyarakat Bali.
“Kampanye kita Bali Santhi, dengan menggandeng permanen resident atau diaspora suatu negara untuk menyosialisasikan budaya Bali sebagai kontrol terhadap Wisman yang berwisata ke Bali. Diaspora itu kita jadikan duta dengan kompensasinya bisa kemudahan izin tinggal atau menggampangkan proses buka usaha, dll,” ujarnya.
Menurutnya, membangun citra, apalagi citra positif pariwisata Bali perlu kerja sama semua pihak, termasuk stakeholder pendidikan. Saat ini, banyak kampus di Bali memiliki fokus ilmu komunikasi yang memang perannya untuk membangun dan menjaga citra. (Citta Maya/balipost)