JAKARTA, BALIPOST.com – Menanggapi kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengirim 39 tenaga kesehatan (Nakes) dan sejumlah logistik berupa vaksin dan imunisasi ke Kabupaten Asmat, Papua. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, Oscar Primadi mengatakan kehadiran tim sebagai respons cepat terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Asmat.
Menurut Oscar sejak dilaporkan adanya KLB gizi buruk dan campak di Asmat, pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota Papua sudah bergerak untuk penanganan. Namun, upaya teraebut masih membutuhkan bantuan tenaga medis dan logistik kesehatan dari pemerintah pusat.
“Keberadaan mereka diharapkan bisa mengatasi KLB gizi buruk dan campak dan gizi buruk secara bertahap” ujar Oscar, Selasa (16/1).
Oscar menjelaskan 39 tenaga kesehatan tersebut terdiri dari 11 dokter dari spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis kulit kelamin, spesialis anastesi, spesialis obgyn, spesialis gizi klinik, spesialis anak. Terdapat juga empat dokter umum, tiga tenaga perawat bedah, dua tenaga penata anastesi serta 19 tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan dan surveilens.
Nakes dibagi dalam dua tim. Pada Selasa (16/1) diberangkatkan tim pertama. Sementara tim kedua dilakukan pada Senin (23/1). “Tim tenaga kesehatan ini termasuk jenis tenaga sangat spesifik yang mungkin dibutuhkan di Asmat. Mereka akan bergabung dengan tim yang sudah ada di sana untuk melakukan pengobatan dan imunisasi,” ujarnya.
Tenaga kesehatan yang dikirim ke sana, tambah Oscar, akan dibagi ke dalam dua tim, yakni tim pelayanan kesehatan primer yang akan dikirimkan ke Distrik Sawa Erma, Kolf Braza, dan Pulau Tiga. Ada pula tim pelayanan kesehatan rujukan, tenaga kesehatan nantinya akan dikirim ke RSUD Agats.
Soal ketersediaan vaksin, menurut Oscar, sebanyak 1.100 vial vaksin campak sudah mulai terdistribusi di beberapa daerah sasaran. Tim penanganan KLB di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sudah mulai melakukan ORI di beberapa sekitar 200 kampung.
Tiap puskesmas sudah melakukan pengiriman di mana sistem rantai dingin (cold chain) menggunakan tenaga solar.
“Belum semua distrik di Asnat tercakup imunisasi, tapi diharapkan tim kesehatan yang kami kirim ini bisa mengkaver seluruh kampung,” kata Oscar.
Atas instruksi Presiden Joko Widodo, Kemkes menggandeng TNI untuk mengatasi persoalan di Asmat. TNI telah mengirim Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan, yang nantinya bekerja sama dengan tim yang dikirim Kemkes untuk mengatasi kondisi ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat melaporkan serangan campak dan gizi buruk telah merenggut sekitar 61 jiwa dalam empat bulan terakhir.
Sebanyak 59 korban meninggal tanpa sempat mendaatkan perawatan yang memadai, karena berada di pedalaman Distrik Fayit, Aswi, dan Pulau Tiga. Tiga korban lain meninggal di Rumah Sakit Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. (kmb/balitv)