Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari saat memberikan pernyataan dalam konferensi pers di Kantor KOI/NOC Indonesia di Jakarta, Kamis (6/4). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – ANOC World Beach Games 2023 batal digelar di Bali. Hal ini diumumkan Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC).

Terkait pembatalan itu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) mengungkapkan alasan pembatalan. Dikutip dari Kantor Berita Antara, pembatalan ini disebabkan keterbatasan waktu dalam proses administrasi birokrasi.

“Dengan berat hati, kami terpaksa mengumumkan 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023 tidak dapat terlaksana. Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada ANOC serta para Federasi Internasional, atlet dan segenap NOC yang sudah berjuang sejak proses kualifikasi,” ujar Ketua KOI Raja Sapta Oktohari, Rabu (5/7).

Baca juga:  Imported Case COVID-19 Mendominasi di Bali, Warga Diminta Tak Lakukan Ini

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras selama masa persiapan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Okto mengatakan pemerintah Indonesia sejatinya telah menyetujui pembiayaan AWBG 2023 Bali. Hanya saja, sistem mekanisme birokrasi anggaran sulit dilakukan mengingat sempitnya waktu yang dimiliki.

Okto menambahkan, situasi dirasa kian sulit karena beberapa sponsor AWBG 2023 Bali pun menyatakan mundur.

Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah AWBG 2023 Bali, Okto mengatakan telah berupaya maksimal agar penyelenggaraan pesta olahraga pantai terbesar di dunia ini dapat terlaksana dengan sukses, mulai dari menyelenggarakan technical meeting dengan Federasi Internasional, Chef de Mission Seminar, dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut dibiayai secara mandiri oleh KOI.

Baca juga:  Tak Perlu Diubah! Pariwisata Bali Berlandaskan Kebudayaan

“Kami hanya pelaksana, tetapi tepat hari ini, waktu yang kami miliki hanya 30 hari dan proses anggaran masih panjang. Pil pahit ini terpaksa kami telan karena dengan keterbatasan waktu, kami melihat sulit mempersiapkan multievent kelas dunia,” kata Okto.

“Kami melihat minimnya waktu di tengah mekanisme penggunaan anggaran menjadi sangat berisiko dalam membuat multievent kelas dunia. Sementara Indonesia telah menjadi tuan rumah yang luar biasa dengan menggelar Asian Games dan Asian Para Games. Ketika lebih banyak mudarat daripada manfaat maka yang harus dilakukan adalah menjaga muruah Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga:  Begini Pencarian WNA Tenggelam di Hari Pertama

KOI, lanjut Okto, tetap akan terus menjalin komunikasi intensif dengan ANOC dan pemangku kepentingan olahraga internasional, termasuk mengoptimalkan diplomasi dan negosiasi terkait adanya konsekuensi dari keputusan ini.

“Tentu ada konsekuensi. Kami masih berkomunikasi. Yang jelas, NOC Indonesia akan terus bekerja dan saat ini kami telah mengagendakan kegiatan yang bisa mendapatkan eksposur untuk olahraga Indonesia,” jelas Okto. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *