Tim Inventarisasi Gedong Kirtya melakukan identifikasi keberadaan Lontar di Masyarakat. (BP/Yuda)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng kembali melakukan Inventarisasi dan perawatan lontar yang ada di masyarakat. Kegiatan yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Gedong Kirtya bertujuan untuk menyelamatkan aset kebudayaan yang dimiliki saat ini. Hingga Juli 2023 ini, ada 7 lontar milik masyarakat yang sudah diinventarisasi.

Kepala UPTD Gedong Kirtya Dewa Ayu Putu Susilawati menjelaskan, inventarisasi lontar ini sebagai upaya menjaring informasi tentang keberadaan lontar yang ada di masyarakat untuk dijadikan data referensi ilmu pengetahuan di Gedong Kirtya. Selain itu jika pemiliknya mengizinkan, bukan tidak mungkin akan dilakukan konservasi atau pembersihan lontar bahkan duplikasi.

Baca juga:  Gali Pondasi, Dua Pekerja Tertimpa Longsor

“Kami yakin masyarakat masih memiliki lontar-lontar warisan. Hanya saja ada masyarakat yang mengizinkan untuk diinventarisasi, bahkan ada juga yang tidak mengijinkan. Ini sudah kita lakukan pendekatan persuasif,” terang Susilawati.

Sejauh ini, inventarisasi lontar ini baru dilakukan di tiga lokasi. Meliputi Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan Desa Suwug, Kecamatan Sawan. Hanya saja dari sebagian besar inventarisasi yang dilakukan, kondisi lontar sudah rusak parah. Ini sudah barang tentu menyulitkan tim inventarisasi untuk melakukan pendataan.

Baca juga:  BNI Wilayah Denpasar “BNI Berbagi” Bantuan Tanggap Darurat Covid-19

“Contohnya di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt. Itu lontarnya sudah rusak parah dan sulit diidentifikasi. Tim hanya bisa menyelamatkan potongan-potongan lontar yang tersisa,” imbuhnya.

Mengantisipasi hal serupa terjadi, pihaknya akan melakukan pendekatan kepada para pemilik lontar agar lontar-lontarnya bisa diidentifikasi. “Dari sejumlah lontar yang kami inventaris adalah lontar yang memang diserahkan oleh para ahli warisnya. Kami hanya melakukan pendataan dan sekaligus melakukan perawatan agar keberadaan lontar itu tidak cepat rusak,” terangnya.

Baca juga:  Angka Rabies di Bali Tertinggi, Kemenkes RI Kirim 30 Ribu VAR ke Bali

Hasil dari inventarisasi yang dilakukan tim hanya mendapatkan lontar warisan yang umumnya juga ditemukan di tempat lain, seperti lontar umum tentang Wariga, Usada, Babad, Kawisesan, dan lainnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN