SINGARAJA, BALIPOST.com – Sempat mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU RSUD Kabupaten Buleleng, dr Made Widiadnyana yang sempat dievakuasi dengan skylift di kediamannya di Kelurahan Banyuasri Singaraja akhirnya berpulang pada Rabu (17/7) sekitar pukul 10.00 WITA.
Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha mengatakan, sejak diterima pada Senin (17/7), kondisi kesehatan dr Widi terus melemah dan kesadarannya menurun. Petugas kesehatan telah mencoba melakukan penanganan dengan pemberian alat bantu nafas, namun tidak ada respon.
Hingga akhirnya dokter tersebut dinyatakan meninggal dunia. Saat ini jenazah dr Widi masih dititipkan oleh keluarganya di ruang jenazah RSUD Buleleng. Belum diketahui pasti, kapan upacara keagamaan akan dilaksanakan oleh pihak keluarganya.
“Belum ada kepastian sampai kapan jenazah dr Widi ini akan dititipkan disini, termasuk upacara belum pasti juga,” kata dr Arya.
Sebelumnya dr Widi didiagnosa mengalami sakit asam urat dan komplikasi yang diderita selama 10 tahun. Bahkan dokter umum itu sempat menjalani terapi oleh tim medis RSUD Buleleng untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
Selama dr. Widi di rumahnya perawatan rutin telah diberikan oleh rekan-rekan yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) cabang Buleleng. Dokter yang dikerahkan meliputi dokter umum, penyakit dalam hingga bedah plastik untuk memberikan latihan gerak.
Mengingat selama sakit, Widi tidak mampu bangun dari tempat tidurnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Made Widiadnyana yang juga seorang dokter umum dievakuasi dari rumahnya yang terletak di Kelurahan Banyuasri Singaraja pada Senin (17/7). Proses Evakuasi sang Dokter ini pun berlangsung dramatis.
Petugas gabungan dari Basarnas Buleleng, Dinas Perhubungan Buleleng, TNI-Polri, hingga aparat Kelurahan Banyuasri ini menggunakan mobil skylift milik Dinas Perhubungan Buleleng, lantaran Widi Adnyana berada di lantai dua kamarnya. (Nyoman Yudha/balipost)